About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Sabtu, 03 Oktober 2015

REFLEKSI PERTEMUAN KE 4 FILSAFAT ILMU


Refleksi Pertemuan Ke - 4
Tri Rahmah Silviani | 15709251035
Selasa 29 september 2015
Jam 11.10 – 12.50
PPs PMat A 2015
Ruang 305b gedung pasca lama.
Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA

KEHIDUPANKU YANG RELATIF DAN PILIHANNYA MELAUI POTENSIKU

Pada hari selasa 29 september 2015, kuliah pertemuan keempat dengan filsafat ilmu, Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA membuka perkuliahan dengan membaca doa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Pada pertemuan keempat ini bapak Prof Marsigit melakukan tes tanya jawab singkat dengan kami. Dari lima puluh soal yang diberikan rata-rata dari kami belum mampu menjawab pertanyaan itu dengan baik sesuai dengan ruang dan waktu  ilmu filsafat. Tes tanya jawab singkatnya seperti berikut.
Jika ditanya tentang siapa namamu, siapa nama bapak ibumu dan siapa nama dosenmu atau dimana kamu tinggal, jawabannya bukanlah Tri Rahmah Silviani atau Marsigit atau di Yogyakarta tetapi jawaban menurut filsafat adalah belum tentu nama saya Tri Rahmah Silviani atau belum tentu nama dosenku adalah Marsigit karena filsafat itu peduli akan ruang dan waktu. Manusia itu konsisten didalam ketidak konsistenannya dan tidak konsisten didalam kekonsistenannya, maksudnya begini bahwa saya yang hari ini belum tentu sama dengan saya yang hari kemarin ataupun besok, tetapi kenapa manusia itu memiliki nama yang tetap didalam perbedaan sifat dan perilakunya setiap hari, itulah yang dimaksud dengan konsisten dan ketidak konsistenan manusia. Manusia hanya mencoba menggapai namanya tetapi hakikatnya manusia tidak akan bisa menggapai namanya sendiri. Dan jika ditanya tentang seseorang yang telah meninggal dunia sebutlah dengan almarhum atau almarhumah sebelum namanya.
Selanjutnya jika kita ditanya tentang berapa umurmu, berapa berat badanmu dan berapa tinggimu, jawaban menurut filsafat adalah kurang dari atau lebih dari umur atau berat badan kita karena siapa yang menjamin bahwa umurku sekarang 23 tahun padahal 23 tahun sekian bulan sekian minggu sekian hari sekian jam dan sekian detik. Manusia tidak mampu menjawab kepastian itu karena waktu terus berjalan sehingga jika ditanyanyakan berapa umurmu pada waktu itu pasti kita tidak mampu menjawab karena ruang dan waktu. Sedangkan jika ditanya tentang darimana kamu lahir, jawaban yang tepat menurut filsafat adalah dari pikiran kedua orangtua kita dan jika ditanya kapan kamu lahir maka jawabannya buka 02 juli 1992 karena sama dengan umur yang peduli ruang dan waktu sehingga jawaban yang tepat adalah dimasa lampau.
Jika kita ditanya tentang suatu benda dihadapan kita maka jawabannya tidak tahu atau seperti benda itu, karena kita belum mengetahui isi dari wadah tersebut sehingga kita belum pasti tahu tentang benda itu. Kemudian jika ditanya tentang suatu penjumlahan atau perkalian misal 7 + 4, jawabannya belum tentu sebelas karena filsafat peduli ruang dan waktu. Contoh jika kita menanyakan penjumlahan itu pada anak kecil maka jawabannya bisa jadi 10, karena mereka belum memiliki pengetahuan tentang itu. Kenapa anda merasa haus atau kenapa anda merasa lapar, jawabannya yaitu karena merasakannya. Kenapa jawabannya bukan karena dehidrasi atau yang lainnya, karena belum tentu pada saat kita sakit kita merasa haus padahal tubuh kita sudah dehidrasi yang luar biasa. Kenapa kamu diatas, kenapa kamu dibawah, kenapa mendekat menjadi jauh karena relative, manusia itu dianugerahi kehidupan yang relatif, tidak sempurna. Kenapa engkau melakukannya jawabannya karena sebab akibat, kenapa kamu mendengar karena akibat, kenapa kamu melihat, menulis, karena sebab akibat atau potensi kenapa engkau bekerja,karena potensi. Apa yang kau bicarakan, apa yang kamu tuliskan, apa yang kamu dengar, siapa yang kamu sayang siapa yang kamu benci, siapa yang kamu perintahkan  jawabannya adalah  obyek atau subyek atau predikat atau wadah atau isi. Kenapa kamu tidur atau kenapa kamu bangun, kenapa darahmu mengalir, jawabannya juga karena  potensi. Kenapa kamu disitu, karena relative dan pilihan dan kenapa kamu disana atau kenapa kamu tidak disini jawabannya karena pilihan.
Jadi dari tanya jawab singkat ini dapat saya tarik kesimpulan bahwa hidup manusia itu bersifat tetap dan bersifat berubah atau relatif dan pilihan serta dilakukan karena sebab akibat atau  potensi yang ada pada dirinya. Unsur dari kehidupan itu ada dua macam yaitu takdir dan ikhtiar, takdir itu fatal dan ikhtiar itu vital atau potensi. Semua dzat itu didalamnya dipengaruhi atas kuasa tuhan, hidup ini sesuai dengan kodrat tuhan. Hidup itu tidak hanya dengan vital atau fatal saja tetapi interaksi antara keduanya.  Jadi potensi itu adalah kodrat manusia yang diberikan tuhan, sebenar-benarnya dunia adalah interaksi antara pasrah dan usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar