About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Sabtu, 28 November 2015

MIXED METHOD

TRI RAHMAH SILVIANI
15709251035
PPs Pmat A
MIXED METHOD

Tulisan ini saya ringkas pada bukunya John W Creswell yang berjudul research design qualitative, quantitative, and mixed methods approaches third edition.
A.   Pengertian
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, ia juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut.

B.   Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merancang penelitian dengan metode campuran.
1.     Timing
Penelitian ini mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Apakah akan dilakukan secara sekuensial (bertahap) atau konkuren (satu waktu)
2.    Bobot (prioritas)
Pertimbangan dalam metode ini ada beberapa hal yaitu apakah data kualitatif lebih diutamakan dari data kualitatif. Tergantung dari keinginan peneliti dan variabel-variabel penelitiannya. Bobot dalam penelitian ini bisa saja seimbang atau lebih berat kesatu metode daripada metode lainnya.
3.    Pencampuran
Pencampuran dua jenis data bisa dilakukan pada tahap pengumpulan data, analisis data , tahap interpretasi atau dalam tiga tahap ini sekaligus. Mencampur bahwa data kualitatif dan data kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum. Kedua data tersebut saling dihubungkan (connecting) satu sama lain dalam sekuensial,  atau secara konkuren menggabungkan (integreting) misalnya data kualitatif dirubah menjadi data kuantitatif (dapat dihitung secara statistik). Atau sebaliknya peneliti tidak menggabungkan dan menghubungkan tetapi menancapkan (embedding) jenis data sekunder misalnya kualitatif kedalam jenis data primer (kauntitatif).  
4.   Teorisasi
Dalam penelitian metode campuran, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan. Teori-teori ini dapat ditulis secara eksplisit tetapi juga bisa ditulis secara implisit.


Tabel aspek yang diprtimbangkan untuk merancang metode campuran.
Timing
Bobot (prioritas)
Pencampuran
Teorisasi

Konkuren/tidak sekuensial
Seimbang
Menggabungkan (integrating)
Eksplisit
Tahap pertama kualitatif- sekuensial
Kualitatif
Menghubungkan (connecting)
Implisit
Tahap pertama kuantitatif - sekuensial
Kuantitatif
Menancapkan (embedding)

C.   Secara khusus ada tiga strategi metode campuran yaitu :
1.     Strategi metode campuran sekuensial (bertahap)
Merupakan prosedur dimana didalmnya menggabungkan penemuan-penemuan yang diperoleh dari satu metode ke metode yang lain
2.    Strategi metode campuran konkuren (satu waktu)
Merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam satu waktu, jadi penelitian kuantitatif dan kualitatif dilaksanakan dalam satu waktu untuk memperoleh analisis yang komprehensif atas masalah penelitian.
3.    Prosedur metode campuran transformatif
Merupakan metode pengumpulan data secara sekuensial ataupun konkuren.

Secara umu ada enam strategi penelitian metode campuran yaitu :
1.     Strategi eksplonatoris sekuensial

Strategi ini menggunakan pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap awal dan selanjutnya pengumpulan data kualitatif yang dibangun atas hasil data kuantitatif.  Dua data itu terpisah namun tetap terhubung. 


2.     Strategi eksploratoris sekuensial
Sebaliknya dari strategi eksplonatoris sekuensial, strategi ini menggunakan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap awal dan selanjutnya pengumpulan data kuantitatif yang dibangun atas hasil data kualitatif, menggunakan data kuantitatif untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif.


3.     Strategi transformasi sekuensial
Strategi ini terdiri dari 2 tahap yang berbeda, satu tahap mengikuti tahap yang lain. Tahap pertama baik itu kuantitatif ataupun kualitatif yang diikuti oleh tahap kedua baik itu kuantitatif maupun kualitatif. Tahap pertama merupakan fokus untuk ditindak lanjuti oleh tahap kedua.



4.     Strategi triangulasi konkuren
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu). Bobot antara data kunatitatif dan kualitatif seimbang.


 5.    Strategi embedded konkuren
Seperti halnya strategi triangulasi konkuren, strategi ini dapat dicirikan sebagai strategi metode campuran yang menerapkan satu tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu. Pencampuran dua data terjadi ketika peneliti mengkomparasikan pada bagian pembahasan. 

6 .     Strategi transformatif konkuren
Seperti halnya strategi transformatif sekuensial, strategi ini diterapkan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara serempak serta didasarkan pada perspektif teoritis tertentu.


  
D.   PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
1.     Identifikasi dan tentukan jenis data baik kualitatif maupun kuantitatif yang akan dikumpulkan selama penelitian
2.    Data kuantitatif sering kali dipilih dengan cara random sampling agar semua data memiliki kesempatan yang sama untuk diteliti, data kualitatif menggunakan sampling juga untuk menemukan individu yang pernah mengalami hal yang diteliti.
Ada lima sampling metode campuran yaitu :
a.    Kombinasi sampling kuantitatif dan kualitatif, contohnya stratified purposeful sampling dan purposive random sampling
b.   Sampling sekuensial, sampling tahap oertama melengkapi sampling tahap kedua
c.    Sampling konkuren, probabilitas kuantitatif dan kualitatif dikombinasikan.
d.   Sampling multilevel, didalamnya diterapkan pada dua atau lebih unit analisa
e.    Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi apapun dengan strategi metode campuran sebelumnya.

E.   ANALISIS DATA DAN PROSEDUR VALIDASI
1.       Transformasi data
2.       Mengeksplorasi outlier-outlier
3.      Membuat instrument
4.      Menguji level-level ganda
5.      Membuat matriks / tabel.




KONTRADIKSI DAN IDENTITAS

REFLEKSI KE - 10
Tri Rahmah Silviani | 15709251035 | PPs Pmat A
Selasa 24 November 2015
Ruang 305b gedung pasca lama.
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA

KONTRADIKSI DAN IDENTITAS

Assalamualikum warrahmatullahi Wabarakatuh.
Pada pertemuan ke sepuluh ini, kembali prof Marsigit melakukan tes jawab singkat dengan mahasiswa PPs PMat kelas A 2015. Tes kali ini masih pada menembus ruang dan waktu. Tes jawab singkat ini bertujuan bukan semata-mata untuk menguji pemahaman kami tetapi untuk mengadakan yang mungkin ada bagi kami. Tesnya seperti berikut.
1.     Kontradiksinya identitas  adalah tidak ada atau nihil
2.    Identitasnya kontradiksi adalah komtradiksi = kontradiksi
3.    Ontologinya kontradiksi adalah wadah dan isi
4.   Ontologinya identitas adalah wadah dan isi sama
5.    Kontradiksinya ontologi adalah bukan wadah dan bukan isi
6.   Identitasnya ontologi adalah wadah = wadah, isi = isi
7.    Kontradiksinya fatal adalah fatal tidak sama dengan fatal
8.   Identitasnya fatal, fatal = fatal
9.   Kontradiksinya vital, vital tidak sama dengan vital
10. Identitasnya vital adalah vital = vital
11.  Kontradiksinya ideal adalah ideal tidak sama dengan ideal
12. Identitasnya ideal adalah ideal = ideal
13.  Kontradiksinya realisme adalah realisme tidak sama dengan analitik
14. Kontradiksinya analitik adalah tidak logis
15.  Kontradiksinya a priori adalah tidak ada kesimpulan
16. Identitas analitik adalah identitas
17.  Kontradiksinya sintetik adalah sintetik tidak sama dengan analitik
18. Identitasnya sintetik adalah nihil
19. Kontradiksinya aposteriori adalah aposteriori tidak sama dengan apriori
20.    Identitasnya aposteriori adalah kesimpulan yang sama untuk semua pengalaman.
21.  Kontradiksinya dewa adalah dewa yang banyak
22.  Identitasnya dewa adalah dewa yang satu
23.Kontradiksinya psikologi bukan gejala jiwa
24.    Psikologinya Kontradiksi fikiran
25.Identitasnya psikologi adalah psikologi itu sendiri, tunggalnya psikologi
26.    Psikologinya identitas adalah fikiran
27.Kontradiksinya masyarakat adalah anomali
28.    Identitasnya masyarakat adalah masyarakat homogen
29.    Masyarakatnya kontradiksi adalah anarkis
30.    Masyarakatnya identitas adalah totaliter
31.  Kontradiksinya badanku adalah komplikasi
32.Badannya kontradiksi adalah predikat
33.    Identitasnya badanku  adalah badanku ideal
34.    badannya identitas adalah A = A
35.    Kontradiksinya metafisik kontradiksi
36.    Metafisiknya Kontradiksi adalah predikat himpunan bagian dari subyek
37.    Identitasnya metafisik adalah mono
38.    Metafisiknya identitas adalah A = A
39.    Kontradiksinya teleologi adalah jauh itu dekat
40.   Teleologinya Kontradiksi adalah kontradiksi yang akan datang
41. Identitasnya teleologi adalah tunggalnya akan datang
42.    Teleologinya identitas adalah identitasnya akan datang
43.    Kontradiksinya epoche adalah epoche tidak sama dengan epoche
44.   Epoche Kontradiksi adalah kontradiksi dalam epoche
45.    Identitasnya epoche adalah epoche tunggal
46.   Epochenya identitas adalah identitas didalam epoche
47.    Kontradiksinya formal adalah aruran saling bertentangan
48.   Identitasnya formal adalah aturan tunggal
49.   Formalnya Kontradiksi adalah standart ganda
50.    Formalnya identitas adalah universal value.

Dari tes jawab singkat ini dapat saya simpulkan bahwa yang ada dan yang mungkin ada memiliki kontradiksi, dimana aku tidak sama dengan aku atau  A tidak sama dengan A. Tidak ada satu makhlukpun yang tercipta secara sama dan identik. Sedangkan identitas itu hanya ada didalam pikiran manusia, aku sama dengan aku karena aku waktu kecil dan aku waktu dewasa sama-sama disebut manusia. Identitas itu bersifat rasio sedangkan kontradiksi bersifar realism.
Jika berpikir secara ekstensif maka hidup ini bersifat kontradiksi bahkan aku dengan aku sendiri, aku yang sekarang tidak sama dengan aku yang kemarin karena sifat-sifatku. Maka kehidupan manusia itu bersifat tidak konsisten. Matematika murni itu bersifat identitas karena matematika murni adanya didalam pikiran bukan diluar pikiran.
Terima kasih.
Semoga bermanfaat.
Jika ada kekeliruan mohon diberikan tanggapan dan saran yang membangun.
Wassalam.


Minggu, 22 November 2015

AKU TAK DAPAT MENGHINDARI FENOMENA COMTE


AKU TAK DAPAT MENGHINDARI FENOMENA COMTE
Tri Rahmah Silviani | 15709251035
PPs PMat A 2015

Asslamualikum warrahmatullahi Wabarakatuh.
Tulisan ini ditulis semata-mata untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu Pendidikan yang dibimbing oleh Prof. Marsigit, MA.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam memaknai fenomena comte ini.
Semoga bermanfaat dan semoga ada kritik dan saran yang membangun bagi saya.

Sadar atau tidak sadar tenyata hidupku adalah pilihan, pilihanku itu diantara dunia dan akhirat. Duniaku berhadapan dengan fenome comte dimana kesenangan semu yang diharapkan. Spiritualku naik turun karena fenomena ini, inilah tanda perbedaan manusia dengan Tuhan, Tuhan bersifat tetap dan manusia bersifat tidak tetap. Auguste Comte menyatakan bahwa secara individu maupun secara keseluruhan perkembangan manusia itu menurut tiga tahap, yaitu tahap teologi, tahap metafisik dan tahap positif. Ketiganya itu berdimensi dan tahap teologi atau fiktif dimana Tuhan di marginalkan dan ditempatkan pada dimensi paling rendah, kedua adalah tahap metafisik atau abstrak bahwa akal budi merupakan satu-satunya yang menerangkan adanya segala sesuatu, selanjutnya pada dimensi yang paling tinggi yaitu positivisme dimana  dalam menerangkan sesuatu yang ada itu diperlukan sesuatu yang ilmiah, yang dimuai dari pengamatan, penelitian dan perbandingan. Positivisme itu adalah ilmiah, jadi yang digunakan adalah pikiran, hati diabaikan. Maknanya bahwa kehidupan itu dilandasai atas sesuatu yang real tidak berlandaskan atas hati dan kepercayaan. Manusia yang mementingkan kehidupan dunia itu hanya untuk meningkatkan dimensi kehidupannya, misalnya Powenow mencari kekuasaan untuk meningkatkan dimensi agar dipuja dan disanjung oleh manusia daksa. 

Ketika aku mementingkan kehidupan akhirat maka aku tak bisa bersaing didalam kehidupan dunia yang didalamnya penuh dengan fenomena comte. Aku melihat bahwa fenomena ini juga mendukung dimensi kehidupan akhiratku, aku membutuhkan bank untuk menyimpan dan menabung uangku untuk membayar sekolahku, tetapi menurut agamaku bank itu riba. Tetapi jika aku menyimpan uang ditabungan dirumahku bisa-bisa uangku dimakan rayap, bagaimanakah cara untuk menghindari riba ini sebenarnya?
Ketika aku ingin belajar dimanapun dan kapanpun, aku membutuhkan internet untuk berkonsultasi dengan dosenku, tetapi ternyata internet adalah hasil dari pemikiran Auguste comte, maka internet adalah fenomena comte juga, bagaimana caranya agar aku tetap belajar dimanapun dan kapanpun tetapi dosenku selalu mendampingiku sebagai fasilitatorku?
Dan ternyata ketika aku berjauhan dengan orangtuaku, aku ingin menanyakan kabar mereka, aku ingin mengetahui sedang apakah mereka, sehatkah mereka. Aku membutuhkan telpon untuk menghubungi mereka, karena jika melalui surat maka jawaban mereka tidak akan sesuai dengan keadaan ketika aku menerima balasan surat dari mereka karena kodrat manusia yang selalu berubah sesuai dengan ruang dan waktu. Ketika mereka membalas suratku, mereka mengatakan dalam keadaan sehat walafiat tetapi tak ada yang tahu bahwa ketika aku membaca surat dari mereka, mereka dalam keadaan sakit. Telpon adalah salah satu cara agar aku mengetahui keadaan mereka dalam waktu yang bersamaan, dalam waktu yang real. Telepon juga merupakan hasil fenomena comte. Bagaimanakah caranya agar aku tidak menggunakan telepon tetapi aku mengetahui keadaan orangtuaku persis sama dengan keadaan mereka pada waktu yang bersamaan?

Aku memandang semua disekelilingku semuanya fenomena comte, obat yang aku minum ketika aku sakit, printer dan laptopku yang merupakan fasilitas ku mencari ilmu, pakaian-pakaianku yang terbuat dari mesin bukan handmade, kendaraan yang aku gunakan untuk mencari ilmu, setrika, kipas angin, mesin air untuk kebutuhanku sehari-hari, semiliar pangkat semiliar yang ada disekelilingku ternyata fenomena comte.

Jika aku mementingkan kehidupan duniaku maka bagaimana dengan hatiku yang percaya bahwa kehidupan dunia ini bersifat semu atau sementara. Ketika aku hanya mengerjakan tugas kuliahku tetapi aku tidak sholat dan mengaji inilah tanda fenomena comte, memilih meningkatkan dimensi dunia dan mengabaikan akhirat. Dan jika aku hanya mengaji dan sholat saja serta mengkaji isi dari Al-qur’an saja bagaimana aku bisa survive dengan dunia padahal Tuhan juga menyuruhku untuk berusaha agar aku mampu bertahan hidup, hidupku adalah diantara vital dan fatal.

Perkembangan zaman yang di desain oleh power now semakin mereduksi hati manusia yang berlandaskan agama, bagaimana tidak, nyatanya jika aku lalai didalam menjalankan perintahNya itu dikarenakan aku memilih kehidupan dunia. Dikarenakan aku memiliki gadget baru, aku lupa sholat, isya terlewatkan, subuh terlewatkan. Seandainya aku hidup di zaman tradisional, yang penuh dengan alamiah maka fenomena comte tak akan menyentuhku. Oh Tuhan sesungguhnya engkaulah pemilik hati ini, engkaulah yang mengatur hidup manusia, tetap tunjukkanlah bagi kami jalanMu yang lurus dimana jalan orang-orang yang sebelum kami yang Engkau Ridhoi. Pertemukanlah kami dengan Rasulullah kami di akherat kelak ya Allah.
   
Kesimpulanku bahwa manusia tidak dapat mementingkan kehidupan dunia saja dan mementingkan kehidupan akhirat saja. Bahwa hidup manusia yang sebenarnya adalah menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Manusia hanyalah berusaha dan berdo’a, janganlah mengharapkan syurga tetapi berharaplah agar usaha dan do’amu di ridhoi Allah SWT.  Berkembangnya fenomena comte ini mengindikasikan bahwa dunia semakin dekat dengan kiamat, karena memang tak ada satu manusiapun yang agamanya baik pada akhir dunia karena dipengaruhi oleh dajjal.  
Wallahualam.


Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. 

MEMANDANG WAJAH RASULULLAH SAW

REFLEKSI KE -9 PART 2
Tri Rahmah Silviani | 15709251035
Selasa 17 November 2015
Ruang 305b gedung pasca lama.
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA

MEMANDANG WAJAH RASULULLAH SAW

Jika ingin melihat elegi menggapai ramai, menggapai sepi, memandang wajah Rasulullah dan paradoks tukang cukur maka bukalah blog ini
http://powermathematics.blogspot.co.id/ 

Assalamualikum warrahmatullahi Wabarakatuh.
Pada pertemuan ke sembilan ini, setelah melakukan tes jawab singkat kembali Prof Marsigit melakukan tanya jawab dengan mahasiswa PPs PMat kelas A 2015. Fungsi dari tanya jawab adalah untuk mengadakan yang mungkin ada bagi kami dan sebenar-benarnya awal dari kehidupan itu adalah bertanya. Jika engkau ingin membangun hidupmu maka bertanyalah, karena jika tidak bertanya maka engkau akan benar-benar sesat di kehidupan selanjutnya.
Pertanyaan pertama disampaikan oleh saudara Nurafni Retno Kurniasih.
Pertanyaannya adalah : Apakah soal yang diujikan pada tes jawab singkat ini adalah soal open ended?
Tanggapan Prof Marsigit, bahwa soal yang diujikan ini lebih mementingkan kepada usaha mengadakan yang masih mungkin ada, setidaknya anda menjadi memikirkan yang tadinya belum terpikirkan. Yang namanya satu sudut pemikiran, ternyata itu tidak hanya dua sudut tetapi multiple sudut jadi sebenarnya kita itu multifaced. Kalau hanya di perwayangan hanya ada 10 muka tetapi dalam kehidupan itu tidak, ujian saja bisa pada  50 sudut pandang seperti soal yang saya berikan tadi 50 soal. Sangat sulit menentukan jawaban karena jawaban tadi bersifat icon, mewakili dunianya. Tidak sembarang orang bisa membuatnya dan menjawab, mau tidak mau saya ini bisa dikatakan dewa dihadapan anda. Dewa itu beda umur beda pengalaman beda dimensi. Anda itu adalah dewa bagi dirimu yang tadi, tadi belum tahu sekarang menjadi tahu. Sebetulnya kalau kita ungkap, tiadalah sesuatu itu berubah kecuali perubahan itu sendiri (mitos), kadang-kadang orang terjebak dalam ruang dan waktu yang gelap termakan oleh mitos, maka agar tehindar dari mitos  manusia itu harus selalu berpikir.
Bahasa paradaksa, daksa itu adalah siswa dan guru itu adalah dewanya. Para dewa harus bisa menembus ruang dan waktu sesuai dengan komunitasnya, jika dewa ingin menembus ruang dan waktu sebagai guru maka dewa harus  melepas baju dewanya, akan menakut-nakuti siswa, akan menghancurkan siswa jika tetap menggunakan baju dewanya. Maksudnya bahwa guru haruslah melepas baju dewanya ketika bertemu dengan siswa, guru tidak bisa otoriter karena tidak baik bagi perkembangan siswa. Guru harus menembus ruang dan waktu siswa sehingga guru mampu mengetahui harapan-harapan siswa. Demikian juga jika kita ingin bertemu dengan dewa, misalnya bapak Jokowi bertemu dengan Obama harus memakai jas da dasi, jika memakai batik nanti dikira orang tribal. Bagaimanapun juga merubah paradigma, merubah dunia, merubah teori, ideologi untuk mampu mengenalkan batik itu sebagai icon yang universal, maka ketika ada bom dari paris maka Obama mengatakan menyerang universal value. Dan universal value itu dipegang oleh powernow, jadi tidak mudah untuk menjadi uneversal value itu butuh waktu, butuh perjuangan dari generasi ke generasi. Maka kehidupan lokal itu sangat susah untuk menjadi universal value seperti mereka. Misalnya smack down disukai banyak orang sehingga menghilangkan ketoprak dan kesenian bangsa Indonesia.
Jadi jawabannya itu berstruktur, anda bisa bertanya secara khusus pertanyaannya tadi seperti apa, jawabannya itu bisa seribu satu macam tetapi terpilih, terpilihnya itu mereduksi. Jika tidak paham atas reduksi  maka mereduksi itu ibarat pisau yang sangat tajam, ini juga fenomena comte, pisau itu bisa saja membunuh. Sekarang pertanyaanya apakah setiap keluarga tidak punya pisau, itu adalah fenomena compte. Pisau itu bisa saja membunuh tetapi pisau juga dapat untuk mengiris bawang. Tegantung orang yang menggunakannya, artinya jika kita ingin menaikkan dimensinya maka sesuatu itu selalu ada resiko. Jika di Indonesia itu tembaku dan rokoknya, tidak mudah menghilangkan rokok karena kenapa? ada petani tembakau, menghilangkan rokok berarti menghilangkan pekerjaan petani tembakau.  Maka di Amerikapun tidak mudah menghilangkan senjata karena disana ada pabrik senjata. Senjata bisa saja untuk membunuh tetapi senjata juga bisa menjadi assesories atau hadiah.
Ujian ini juga bisa menjadi instrokpeksi, maksudnya adalah seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap filsafat. Maka jika mahasiswa masih mendapat nilai dibawah rata-rata maka instrokpeksilah diri anda, perbanyaklah membaca dan mebaca. Karena membaca merupakan salah satu cara manusia untuk mengadakan yang mungkin ada bagi dirinya.
Pertanyaan kedua disampaikan oleh saudara Atik Lutfi Ulin Nikmah.
Pertanyaannya adalah: Seperti apa seseorang bisa dikatan sebagai Sufi?  
Tanggapan Prof Marsigit,
Ini cerita spiritual saya, sufi itu mencoba mencari metode berdo’a yang disesuaikan dengan aturanNya dan yang lebih autentik itu seperti apa. Jika anda meyakini nabi-nabi anda, seperti dalam islam Nabi Muhammad SAW, beliaukan sudah meninggal dunia, tetapi bagaimana kita meyakininya, bagaimana cara kita menghormatinya. Misalnya kita menghormatinya dengan cara berdo’a maka bukanlah itu cara menghormatiny karena berdo’a itu adalah adabnya. Maka suatu ketika, berkumpullah para sahabat, ada yang tanya wahai Rasulullah, aku ingin mengetahui bahwa sebenar-benarnya dirimu itu seperti apa atau dengan kata lain, sebenar-benarnya wajahmu itu seperti apa? Maka Rasulullah mengatakan bahwa jika engkau ingin melihat wajahku maka tengoklah kepada anak telinga anakku, Fatimah Az-zahra. Semua sahabat menengoknya, dan mereka hanya melihat gelap dan gelap, tetapi ada salah satu sahabat yang tidak mau menengoknya yaitu Abubakar Siddiq. Rasulullah SAW bertanya, wahai Abubakar Siddiq, kenapa engkau tidak mau menengok, sedangkan semuanya itu menengok. Abubakar Siddiq menjawab ya Rasulullah, tidak perlu aku menengok lubang telinga anakmu wahai rasul, setiap hari dan setiap waktu dalam keadaan apapan aku sedang melihat wajahmu dan aku akan selalu melihat wajahmu. Abubakar siddiq itulah sahabatku/muridku yang paling cerdas, itulah maksudnya bahwa wajah Rasulullah itu tidak perlu melihat secara real tetapi tanamkan kepada hati dan jiwamu kepercayaan atas beliau maka engkau akan melihat wajah Rasulullha SAW.
Rasulullah itu muridnya malaikat jibril dan malaikat jibril itu utusan dari Tuhan, maka dari Tuhan mengalirlah sinar, guru berguru mengalir dari Rasulullah selanjutnya para sahabat kemudian para ulama terus menerus diyakini sampai sekarang maka lahirlah yang namanya ahli sunnah wal jama’ah, jadi kalau anda mau ke matahari tidak harus anda datang ke pembangkitnya cukup colokkan saja disetiap stop kontak disetiap tembok, maka ada energi yang tersimpan disitu. Itulah maksudnya peran ulama pembawa wasillah, maka carilah para ulama untuk berguru spiritual tentang kehidupan akhirat, dari merekalah kalian akan menemukan petunjuk kehidupan akhirat. Dunia ada gurunya (guru dan dosen) akhirat juga ada gurunya (sufi). Maka saya membuat elegi memandang wajah Rasulullah. Jadi sufi itu hanya menertibkan cara-cara berdo’a. Saya sadar bahwa saya bukanlah sufi karena dunia dan akhirat saya masih kacau. Sufi atau para alim ulama itu, tiap hari tiap detik menyempurnakan agamanya. Yang saya pikirkan, yang saya rasakan didalam kegiatan ritual ikhlas itu ada yang namanya medan do’a, maka setelah itu aku merasakan energi yang aku colokkan disitu jadi diriku sendiri memiliki energi.  berdo’a itulah makronya, dan mikronya jika aku sedang berdo’a maka seluruh sel didalam tubuhku ikut berdo’a. Sehingga aku membuat elegi, elegi menggapai sepi dan elegi menggapai ramai. Maknanya didalam kesepian berdo’a itu ada keramaian yang luar biasa karena semua sel-sel didalam darahku ini berdo’a. Saking ramainya jika kita tidak bisa mengendalikan diri maka kita bisa ketakutan dalam diri sendiri. Berdo’a dalam khasanah saya, memohon ampun dan menyebut nama Tuhan. Jaminannya orang yang meninggal dalam keadaan berdo’a maka dia akan masuk syurga.

Pertanyaan ketiga disampaikan oleh saya sendiri Tri Rahmah Silviani.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana hukumnya ketika manusia melakukan sesuatu yang melampaui batas kodratnya sebagai manusia dan seakan-akan melampaui kekuasaan Tuhan? 
Tanggapan Prof Marsigit,
Jadi, kendali dari manusia yang melampaui batas adalah iman dan taqwa. Maka elegi menggapai paradoks tukang cukur bahwa
Pertanyaannya adalah apakah x adalah anggota himpunan A? Ya, Apakah x anggota A? Ya. Himpunan A beranggotankan x. Kalau x anggota A maka x tidak sama dengan x, maka x bukan anggota A, dari sini dapat dilihat bahwa semua hal didalam dunia ini memiliki kontradiksi. Fenomena comte, gara-gara punya mobil baru magrib dilewatkan, isya dilewatkan. Jika di ekstensifkan mencampurkan positive dan negative menjadi satu. Secara spiritual tak akan bisa masuk syurga orag seperti itu karena masih ada unsur nerakanya. Jika berdiskusi secara filsafat dan mengait-ngaitkan dengan tuhan, itu tidaklah sopan misalnya tuhan menciptakan gunung, kemudian sintesis manusia bahwa Tuhan tak mampu mengangkat gunug, mustahil Tuhan tidak mampu mengangkat gunung. Hentikan saja jika mensintesiskan sesuatu yang melampaui batas kodrat manusia, tidak usah diteruskan, beristigfarlah. Maka carilah Tuhan dengan hatimu jangan dengan pikiranmu, jika engkau mencari Tuhanmu dengan teori Auguste Compe atau metode ilmiah, kamu tidak akan menemukanNya. Itu pertanda manusia tidak sempurna, maka Immanuel Kant mengatakan bahwa dunia ini ada awal dan tidak ada awal, secara matematika bahwa dunia itu memiliki awal tetapi dalam waktu yang bersamaan bahwa dunia itu tidak memiliki awal karena secara filsafat manusia tidak sempurna. Berdasarkan keyakinan atau spiritual bahwa dunia itu berawalan, yang mengawali adalah Tuhan, dunia tidak berakhir dan dunia itu berakhir secara spiritual dunia itu berakhir dan di akhiri oleh Tuhan. Maksudnya bahwa jika dipikirkan secara logika kita tidak mengetahui awal hidup kita, apakah dari rahim ibu? Tidak karena ada pemikiran orang tua yang mengawalinya, pemikiran itu bersumber dari awal yang mana, wallahualam.
Akhir kata untuk mengakhiri perkuliahan ini Prof Marsigit kembali mengingatkan kami untuk terus meningkatkan kualitas coment kami pada blognya beliau. Buatlah komentar dengan mensintesiskan pemikiranmu, jangan copy paste pendapat orang lain, walaupun engkau copy paste sebutkanlah nama orangnya karena jika tidak disebutkan maka itulah yang disebut plagiat. Jadi buatlah komentar yang berkualitas dari hasil pemikiranmu.
Semoga bermanfaat.
Jika ada kesalahan dalam refleksi ini saya mohon maaf dan mohon diperbaiki.
Terimakasih.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.