About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Senin, 19 Oktober 2015

TUGAS VARIABEL PENELITIAN DAN INDIKATOR PENELITIAN

Tugas Metodologi Penelitian
Variabel Penelitian
TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035
PPs PMat A 2015

1.     Pengaruh  lesson study pada MGMP terhadap kompetensi guru matematika.

a.    Variabel Penelitian


b.    Definisi variabel

1)    Lesson study
Lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson study bukanlah metode belajar atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan lesso study dapat menerapkan berbagai metode belajar yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

2)   Kompetensi guru menurut para ahli.
Arif Rohman, Unimas (2003: 8) mengungkapkan bahwa kompetensi adalah kecakapan untuk berbuat sesuatu dalam mencapai standart tertentu atau menyebut kompetensi sebagai kombinasi pengetahuan, kemahiran, dan ting kah laku yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Robin McKay “competensy is a set of behaviours, which demonstrates that a person has the abilities, knowladge, skills and personal attributes to do the job competently.” (http://www.assess.co.nz/pages/).
Charles (E. Mulyasa, 2007: 47) mengemukakan bahwa “competency as rational performance which satisfictorily meets the objective for a desired audition” (kompetensi adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).
Dari kajian-kajian tentang kompetensi tersebut, maka kompetensi guru merupakan suatu kecakapan yang tersusun atas pedagogok, profesional, kepribadian dan sosial untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan.

3)   Prestasi siswa
Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.

c.   Indikator Penelitian
   Berdasarkan kajian teori maka indikator yang diangkat dalam penelitian ini adalah kinerja guru yang diukur melalui empat kompetensi utama guru Berdasarkan pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru yang disusun oleh dirjen PMPTK Kemendiknas yang terdiri atas kompetensi Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Berikut ini adalah tabel indikatornya: 
  
No
Kompetensi
Aspek
Indikator
Sumber data
1
Pedagogik
Memahami karateristik Peserta Didik
a.    Mengenal gaya belajar peserta didik
b.   Mengenal kemampuan kognitif peserta didik
c.    Mengenal Kepribadian peserta didik
d.   Mengidentifikasi bekal awal kemampuan Peserta didik
Guru dan siswa
Kemampuan Guru dalam proses pembelajaran
a.    Mengetahui dan memahami berbagai teori belajar dan pembelajara.
b.   Menggunakan teori belajar dan pembelajaran untuk menyusun ranggan pembelajaran dan strategi pembelajaran.
c.    Menggunakan dan memilih teori belajar dan pembelajaran yang sesuai dengan karateristik peserta didik.
Pelaksanaan Proses Pembelajara
a.    Menata proses pembelajaran yang menarik
b.   Melaksanakan pembelajaran yang kondusif
Melakukan Evaluasi pembelajaran
a.    Menyebutkan berbagai jenis penilaian
b.   Mengunakan teknik penilaian yang cocok untuk mencapai kompetensi tertentu.
2
Kepribadian
Kemampuan personal guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa serta berakhalak mulia.
a.    Bertindak sesuai dengan norma, hukum, serta sosial sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat
b.   Menunjukan pribadi dewasa dan teladan
c.    Etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi
d.   Kewibawaan  yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
e.    Berakhlak mulia sebagai teladan bagi peserta didiknya.
3
Sosial
Kemampuan guru dalam berinterkasi atau berkomunikasi dengan lingkungan sekitar
a.    Berkomunikasi dengan baik pada peserta didik.
b.   Berkomunikasi dengan baik pada sesama pendidik
c.    Berkomunikasi dengan baik pada orang tua peserta didik
4
Profesional
Kemampuan guru dalam penguasaan materi yang sesuai dengan kurikulum
a.    Memiliki kemampuan untuk memahami materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum.
b.   Memiliki kemampuan dalam penelitian dan kajian kritis dalam memperdalam pengetahuan bidang studi.


2.     Pengembangan metode pembelajaran kooperatif melalui media pembelajaran Worksheet dan pengaruhnya terhadap karakter, kemampuan membuktikan dan komunikasi matematis siswa

a.    Variabel Penelitian


b.    Definisi variabel

1)    Kooperative
Menurut Gillies (2007: 1) “cooperative learning involve students working together in small group to accomplish shared goal”. Maknanya bahwa pembelajaran kooperatif melibatkan siswa untuk bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama.
Arends & Kilcher, (2010: 306) adalah sebagai berikut.
Cooperative learning is a teaching model or strategy that isi characterrized by cooperative task, goal, and reward structure, and requires students to be actively engaged in discussion, debate, tutoring, and teamwork. Artinya bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran atau strategi yang dicirikan oleh tugas kelompok, tujuan, dan struktur penghargaan, dan membutuhkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam diskusi, debat, saling belajar dan mengajar, dan kerja sama tim.
Orlich, et al (2007: 273) yaitu, “cooperative learning is learning based on a small group approach to teaching that holds students accountable for both individual and group achievment”. Pembelajaran kooperatif diasarkan pada pengajaran pada kelompok kecil dimana siswa dinilai atas dua prestasi, yaitu prestasi individu dan prestasi kelompok.

2)   Media pembelajaran
Istilah media berasal dari bahas alatin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (syaiful B. Djamarah & Aswan Zain, 2006: 136). Proses belajar mengajar juga merupakan komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Menurut Aristo Rahadi (2003: 13) media pembelajaran adalah alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa)”.

3)   Media worksheet.
Menurut Newby dkk (2000), student worksheet merupakan salah satu bahan ajar yang bisa mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisa dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Student worksheet dapat meminimalisir ketergantungan siswa pada guru dan di sisi lain meningkatkan kebutuhan informasi siswa. Oleh karena itu pemanfaatan student worksheet dapat meningkatkan kemandirian siswa

4)  Karakter siswa
Pusat Kurikulu (2010: 3) karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian sesorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Doni Koesoema (2007: 90), istilah karakter secara epistimologi berasal dari bahasa yunani “karasso” berarti ‘cetak biru’, ‘format dasar’, ‘sidik’ seperti dalam sidik jari. Kebenaran itu baik berhubungan dengan orang lain dan diri sendiri.
Lickona, Schaps & Lewis (2010: i) character education isi the intentional effort to develop in young people core ethnical and performance values that are widely affirmed across all cultures. To be effective, character education must include all stakeholders in a school community and must permeate school climate and curriculum. Pendidikan karakter merupakan upaya yang disengaja untuk mengembangkan inti dari nilai-nilai etika dan kinerja anak muda yang secara luas menguatkan untuk semua kebudayaan. Agar efektif, pendidikan karakter harus mencakup semua stekeholder dalam komunitas sekolah dan harus menyerap iklim sekolah dan kurikulum
Pusat kurikulum (2000: 9-10) tabel 4. (religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Karakter merupakan kepribadian seseorang yang menjadi tanda atau ciri khas bagi seseorang yang berupa sikap, pikiran, perasaan, dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang berdasarkan dimensi karakter yaitu moral feeling, moral knowing dan moral action.

5)   Kemampuan membuktikan
Dalam mencapai kemampuan untuk membuktikan suatu permasalahan dalam matematika diperlukan pemahaman dan konsep dasar matematika yang baik. Adapun faktor untuk meningkatkan pemahaman dan konsep dasar matematika, seseorang harus memiliki kemampuan bahasa matematika yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyatan Gowers dan Jamison (2000) bahwa membuat struktur dan sintak dari bahasa matematika dengan jelas dan eksplisit dapat meningkatkan pemahaman dan konsep dasar matematika.
Penelitian ini dilakukan oleh Van Dormolen (1977) yang mendefinisikan bahwa terdapat tiga level pembuktian, yaitu level dasar (ground level), level pertama (first level), dan level kedua (second level). Selain Van Dormolen, Balacheff (1988) pun mendefinisikan level pembuktian yang serupa: naïve empiricsm, crucial experiment, generic example, dan thought experiment
Para guru matematika itu berpendapat bahwa pembuktian matematika di sekolah sebenarnya telah dikembangkan dalam suatu pokok bahasan yang menekankan aspek-aspek formal, tetapi kurang memperhatikan pada pemahaman matematika (Hanna, 1983)

6)  Komunikasi matematis
Ontario (2005: 17) menjelaskan bahwa communication is the process of expressing mathematical ideas and understanding orally, visual, and in writing, using numbers, symbols, pictures, graphs, diagrams, and words. Komunkasi merupakan proses mengekspresikan ide-ide matematika dan pemahaman secara lisan, visual, dan tertulis, menggunakan angka, simbol, gambar, grafik diagram dan kata-kata.
Van de walle, et al. (2010: 4) menjelaskan bahwa  the communication standard points to the importance of being able to talk about, write about, describe, and explain mathematical ideas. Learning to communicate in mahematics fosters interaction and exploration of ideas in the classrom as students learn in an active, verbal environment. Komunikasi merupakan standart pokok yang memiliki arti penting dalam berbicara, menulis, menggambarkan, dan menjelaskan ide-ide matematika. Belajar berkomunikasi dalam matematika dapat mengembangkan interaksi dan eksplorasi ide-ide didalam kelas sebagai siswa belajar aktif dalam lingkungan verbal.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi matematika merupakan usaha individu atau kelompok untuk menyampaikan ide, dan argumen matematika mereka secara tertulis melalui bahasa matematika. 
c.    Indikator Penelitian
Variabel
Aspek
Indikator
Sumber data
Karakter
Disiplin

·      Mentaati tata tertib sekolah
·      Mengikuti pelajaran dengan baik
·      Pelaksanaan kelompok
Siswa
Kerja sama

·      Memberikan pendapat
·      Mencari bahan materi
·      Mencari jawaban
Saling menghargai

·     Menghargai pendapat teman
·     Mendengarkan penjelasan guru
·     Mendengarkan penjelasan dari kelompok lain
Tanggung jawab
·     Ikut mencari solusi
·     Menjawab pertanyaan
·     Menyelesaikan tugas yang diberikan
Kemampuan membuktikan

· Analogi
· Kondisional
· Generalisasi
· Silogisma
· Pembuktian
Komunikasi matematis
Komunikasi lisan
·      Menjelaskan kesimpulan yang diperoleh.
·      Menafsirkan solusi yang diperoleh.
·      Memilih cara yang paling tepat dalam menyampaikan penjelasannya.
·      Menggunakan tabel, gambar, model, dan lain-lain untuk menyampaikan penjelasan.
·      Mengajukan suatu permasalahan atau persoalan.
·      Menyajikan penyelesaian dari suatu permasalahan.
·      Merespon suatu pertanyaan atau persoalan dari siswa lain dalam bentuk argumen yang meyakinkan.
·      Menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika.
·      Mengungkapkan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap dan benar
Komunikasi tertulis
·      Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan, tabel, atau penyajian secara aljabar.
·      Menyatakan hasil dalam bentuk tulisan.
·      Menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya.
·      Membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan keterangan dalam bentuk tulisan.
·      Menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat.



3.     Pengaruh metode PjBl ditinjau dari toleransi,  kemampuan penalaran dan berpikir tingkat tinggi siswa.
a.    Variabel penelitian 


b.    Definisi variabel

1)    Metode PjBL
Dari http://bie.org/about/what_pbl, Project based learning is a teaching method in which students gain knowledge and skill by working for extended period of time to investigate and respond to an engaging and complex question, problem or challenge (Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pengajaran di mana siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja untuk jangka waktu untuk menyelidiki dan menanggapi pertanyaan menarik dan kompleks, masalah atau tantangan). Definisi dari William N. Bender dalam bukunya Project based learning –Differentiating Instruction for the 21st Century halaman 7, Project based learning is an exciting, innovative instructional format in which student select many aspects of their assignment and are motivated by real world problems that can, and in many case (Project based learning adalah metode pengajaran yang menarik, format instruksional yang inovatif dimana siswa memilih banyak aspek tugas mereka dan termotivasi oleh masalah di dunia nyata yang memberikan kontribusi untuk kelompok mereka). A method of teaching in which students aquire new knowledge and skills in the course of designing, planning and producing some product or performance. (Simkins, 2001). A systematic teaching method that engages students in learning knowledge and skills through an extended inquiry process structured around complex, authentic questions and carefully designed products and tasks. (Anonimous, 2006). Is a model that organizes learning around projects, based on challenging questions or problems, that involve students in design, problem-solving, decision making, or investigative activities; give students the opportunity to work relatively autonomously over extended periods of time; and culminate in realistic products or presentations. (Thomas, 2000). Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa PjBL adalah metode pembelajaran dimana peserta didik menerima pengetahuan dan keterampilan baru melalui suatu tahapan pembelajaran yang sistematis untuk pada akhirnya dapat menghasilkan suatu rancangan, model atau produk.

2)   Toleransi
Menurut Likona (1991: 46) “tolerance too expresses respect. Althought tolerance can dissolve into a natural relativism that seeks to escape etnihcal judgment, tolerance in its root meaning is one of the hollmarks civilization” toleransi merupakan respek yang cepat, meskipun toleransi dapat membubarkan sebuah paham etnik netral toleransi dalam hal tersebut berarti penting dalam suatu peradaban. Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Klein (2002: 33) tolerance represents a decreased reactivity to an event with repeated exsperiance. Furthemore, when the event ends, an interise opponent affective response is eksperiented. Toleransi merujuk pada sebuahpengurangan dari aktifitas untuk sebuah kegiatan dengan pengulangan pengalaman dengan kata lain ketika kegiatan tersebut berakhir sebuah lawan respon sikap yang terus menerus adalah pengalaman. Toleransi adalah perilaku terbuka dan saling menghargai perbedaan yang ada dengan sesama, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap.

3)   Kemampuan penalaran
Reys, et al. (2009: 96) menjelaskan bahwa : reasoning mathematically involve observing patterns, thinking abaout them, and justifying why they should be true in more than just individual instannces. Maksud dari pernyataan tersebut bahwa penalaran matematika meliputi mengamati pola, berpikir tentang pola, dan memberikan alasan mengapa pola itu harus terjadi dalam hanya pada kasus individu. Steen (brodie. K, 2010: 7) menjelaskan bahwa: Mathematical reasoning is a reasoning about and whith objects of mathematics. How ever, the relationship between mathematical reasoning and mathematical is not obvious, and the process involve in mathematical reasoning need some elaboration. Penalaran matematika merupakan penalaran tentang dan dengan obyek matematika. Hubungan antara penalaran matematika dan matematika tidak jelas, dan proses yang terlibat dalam penalaran matematika memerlukan elaborasi tertentu. NCTM (2000: 56) menjelaskan bahwa reasoning mathematically is a habit of mind, and like all habits, it must be developed through consistent use in many contexts. Penalaran matematika merupakan kebiasaan pikiran, dan seperti halnya kebiasaan yang harus dikembangkan melalui penggunaan secara konsisten dalam banyak konteks. Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa penalaran matematika merupakan kemampuan matematika siswa dalam mengembangkan ide, membuat dugaan, menyudsun bukti dan membuat argumen terhadap kebenaran solusi serta melakukan penarikan kesimpulan logis berdasarkan gejala matematis.

4)  Berpikir tingkat tinggi
Higher Order Thinking Skills didefinisikan didalamnya termasuk berpikir kritis, logis,reflektif, metakognisi dan kreatif (King, 2011).
Conklin (2012, p.14) menyatakan karakteristik HOTS sebagai berikut: “characteristics of higher order think ing skills: higher order thinking skills encompass both critical thinking and creative thinking” artinya, karakteristik keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup berpikir kritis dan berpikir kreatif.

c.  Indikator penelitian
 
variabel
Aspek
Indikator
Sumber data
Toleransi

·      Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
·      Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
·      Dapat menerima kekurangan orang lain
·      Dapat mememaafkan kesalahan orang lain
·      Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
·      Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain
·      Kesediaan untuk belajar dari  (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik
·      Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru

Siswa
Kemampuan penalaran
Reproduksi
·      Mengetahui fakta
·      Menerapkan algoritma standar
·      Mengembangkan keterampilan teknis
Koneksi
·      Menintegrasikan informasi
·      Membuat koneksi dalam dan antar domain matematika
·      Menetukan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
·      Memecahkan masalah tidak rutin
Analisi
·      Matematisasi situasi
·      Melakukan analisis
·      Melakukan interpretasi
·      Mengembangkan model dan strategi baru
·      Mengembangkan argumen matematika
·      Membuat generalisasi
Berpikir tingkat tinggi

·      Fokus pada pertanyaan
·      Menganalisa argumen
·      Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
·      Mempertimbangkan laporan observasi
·      Membandingkan kesimpulan
·      Menentukan kesimpulan
·      Mempertimbangkan kemampuan induksi
·      Menilai
·      Mendefinisikan konsep
·      Mendefinisikan asumsi
·      Mendeskripsikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar