About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Minggu, 22 November 2015

TEKNIK SAMPLING

Catatan perkuliahan 17 n0vember 2015
Oleh Tri Rahmah Silviani | 15709251035
Metodologi Penelitian
Dosen pengampu : Dr. Heri Retnowati

TEKNIK SAMPLING

Kenapa harus menggunakan teknik sampling? karena tidak mungkin untuk mengambil keseluruhan populasi untuk di teliti, hemat waktu dan biaya dan tenaga (Lesson field time and Lesson costs), Informasi yang diperoleh lebih teliti/akurat dan mendalam (More accuracy).
1.     Populasi
Menurut  Wagiran (2012), secara umum populasi diartikan sebagai kumpulan dari seluruh anggota atau elemen yang membentuk kelompok dengan karakteristik yang jelas, baik berupa orang, objek, kejadian atau bentuk elemen yang lain.  Menurut Ari dkk (dalam Wagiran : 2012) “population is all members of well defined class of people, events, or object”.
2.    Sampel
sampel adalah subset dari populasi. Menurut Wagiran (2012) sampel adalah kelompok kecil yang diambil dari populasi untuk kemudian diamati/diteliti.
3.    Sampling
Sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasinya.

 
             
 

Populasi target  mengeneralisasi hasil dari :
a.      Unit sampling
b.      Sampling frame
c.       Sampling schemes, method
d.      Sample size

4.   Type sampling ada dua macam yaitu :
a.      Non probability sampling (sudah jelas tepilih jadi tidak bisa untuk memilih yang lain)
·         Convenience sample (easy of access)
Metode pengambilan sampel berdasarkan pada keterbatasan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sample diambil/terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Penarikan sample dengan cara ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi murah cepat dan sering kali bermanfaat. Teknik Sampling ini untuk awal penelitian exploratif untuk mencari petunjuk awal tentang suatu kondisi yang menarik perhatian dan sering kali dapat menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah, sehingga terkadang pengambilan sampel yang lebih cangggih tidak diperlukan lagi.
·         Snowball sampling (friend of friend)
Cara pengambilan sampel dilakukan secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil, makin lama menjadi semakin besar seperti halnya apabila salju (snowball) yang menggelinding menuruni lereng gunung/bukit. Pertama-tama dilakukan interview terhadap suatu responden yang relevan, kemudian yang bersangkutan diminta untuk menyebutkan /menunjuk calon responden berikutnya yang memiliki spesifikasi/spesialisasi yang sama. Hal tersebut ditempuh, karena biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang spesifik tersebut saling mengenal karena spesialisasi (profesi) mereka.
·         Purposive sampling (judgemental)
Metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Perumusan kriterianya, subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan, mumnya diterapkan pada tahap awal suatu studi eksploratif. Sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti menurut pertimbangan dan intuisinya. Apabila intuisi dari peneliti tersebut benar, maka sampel yang dipilih oleh peneliti tersebut akan dapat mencerminkan karakteristik populasi. Syarat sampel yang diambil bahwa sampel telah representatif.
·         Quota sampling (two stage restricted purposive)
Tahap pertama Tahapan dimana merumuskan kategori control atau quota dari populasi yang akan diteliti: jenis kelamin, usia, ras. Tahap kedua Tahapan penelitian bagaimana sampel akan diambil, dapat secara convinience atau judgement tergantung pada situasi dan kondisi. Setelah itu terdapat kebebasan untuk memilih elemen-elemen yang akan dimasukkan kedalam sampel.
b.      Probability sampling
·         Simple Random sampling (semua populasi memiliki peluang untuk di seleksi)
Metode pengambilan sampel yang memungkinkan peluang terambilnya suatu unit sampel adalah sama besar. Allows application (generalisasi, test hipotesis)
·         Systematic sampling
Wagira (2012), adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Vockel (sevilla, 1993) mendefinisikan hasil ini sebagai strategi untuk memilih anggota sampel yang hanya diperbolehkan melalui peluang dan suatu sistem untuk menentukan keanggotaannya dalam sampel.
·         Stratified sampling.
Ratio between sample size and population size. Metode pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel secara acak.
·         Cluster sampling
Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk memilih sampel yang berupa kluster/kelompok dari beberapa kelompok dalam populasi dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit yang lebih kecil. Tahap pengambilan sampelnya meliputi : Bagilah populasi ke dalam kelompok-kelompok (kluster), biasanya menurut batas geografis wilayah/areal; Pilih secara acak atau sistematis beberapa kelompok sebagai sampel; Ukur semua unit (elemen) dalam tiap sampel kelompok. Jadi maksudnya bahwa populasi dibagi dulu berdasarkan kelompoknya, misalnya tinggi, sedang atau rendah kemudian dari masing-masing tingkatan diambil masing-masing sampelnya. 

2 komentar:

  1. Pembaca memiliki potensi kebingungan memahami "target populasi adalah membuat generalisasi hasil".

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas masukannya bapak, bahasanya sudah saya perbaiki.

      Hapus