REFLEKSI
KE - 12
Tri Rahmah Silviani | 15709251035 | PPs
Pmat A
Selasa 8 Desember 2015
Ruang 305b gedung pasca lama.
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA
Assalamualikum
warrahmatullahi Wabarakatuh.
Sebelum mengawali perkuliahan pada hari itu beliau mengatakan bahwa
komunikasi sangatlah penting bagi filsafat, maka fisafat kontemporer
menggunakan bahasa untuk mensintesiskan sesuatu. Bahasa yang digunakan dalam
filsafat adalah bahasa analog atau bahasa pengandaaian. Pada hari itu Prof
Marsigit memberika elegi yang
kemudian beliau beri judul “Pemberontakan Tes Jawab Singkat”. Pada minggu
sebelum ini pada tanggal 1 desember Prof Marsigit menyatakan bahwa tes jawab
singkat itu bukanlah filsafat maka disinilah terjadi kontradiksi bahwa
seburuk-buruknya tes jawab singkat maka tes jawab singkatpun berguna untuk
mengadakan yang mungkin ada bagi mahasiswa. Inilah komunikasi pemberontakan
yang terjadi antara tes jawab singkat dan Begawat. Mari kita saksikan bagaimana
komunikasi itu berjalan.
Begawat
Wahai
tes jawab singkat sepertinya aku melihat dirimu kok tidak seperti biasanya, engkau kelihatan tidak gembira dan wajahmu
bersungut-sungut?
Tes
Jawab Singkat
Kenapa
engkau bertanya, bukankah engkau sendiri yang menyebabkan keadaanku seperti ini.
Begawat
Aku
adalah subjek dari objek. Jika aku pembuat soal, maka aku subjeknya dan soal
adalah objek. Jika aku Begawat maka Cantraka adalah objeknya. Kalau aku dosen
sebagai Begawat maka kalian mahasiswa adalah cantraka. Kalau aku dewa, engkau
adalah daksanya. Maka Begawat adalah dewanya soal tes jawab singkat.
Tes
Jawab Singkat
Wahai
Begawat kenapa engkau bicara sendiri, komat kamit ngak karu-karuan? Bukankah
engkau itu baru saja bertanya kepadaku tentang keadaanku?
Begawat
Oh
iya ya lupa, maaf yaaa…
Kenapa
engkau bertanya tes jawab singkat? bukankah engkau telah menjadi mitos bagi
para Cantraka? Lihatlah para Cantraka itu, mereka merasa sangat takut pada engkau,
mereka tidak mau lagi belajar filsafat karena mereka pikir hidup ini hanya
dipenuhi oleh dirimu dan yang penting hanyalah dirimu. Aku menemukan bahwa ternyata
engkau rupanya tak tahu diri. Maka aku sebagai dewamu akan mengambil sikap dan mengambil
langkah untuk mengingatkan dirimu. Itulah sebabnya kenapa aku marah kemarin.
Aku memperlihatkan kemarahanku untuk menampakkan bahwa dewa itu sangat kejam
dan engkau sudah merasakannya kemarin. Wahai
tes jawab singkat, berhati-hatilah engkau bahwa sebenar-benar dirimu sudah
menjadi mitos dan musuhmu adalah logosku.
Tes
Jawab Singkat
Saya
memahami itu wahai Begawat, tetapi saya merasakan sebenar-benar dirimu kemarin sudah berlaku tidak adil kepadaku.
Engkau telah berlaku semena-mena, sangat kejam dan mencampakkan diriku
seakan-akan aku tiadalah arti di dunia ini.
Begawat
Sebenarnya
apa yang engkau inginkan?
Tes
Jawab Singkat
Ketika
seseorang sudah tertutup mata hati dan pikirannya apalah guna sebuah saran,
usul apalagi nasehat dariku? Jika aku sudah dipandang tidak baik maka tidak
baiklah seluruh sifat-sifatku. Engkau sendiri yang memulai dan tentunya engkau sendiri
yang harus mengakhirinya. Namun kenapa aku yang engkau minta untuk memberikan
solusi, itu tidaklah adil. Berani berbuat seharusnya berani bertanggung jawab. Sebenar-benar
diriku sangat tidak berdaya di depanmu wahai dewaku.
Begawat
Oh
begitu. Sekarang aku paham, apakah engkau menuntut keadilan kepadaku?
Tes
Jawab Singkat
Ya
iyalah, apalagi? Bukankah engkau mengetahui dan memahami bahwa sejelek-jeleknya
diriku, aku juga memiliki manfaat. Engkau selalu mengatakan kepada semua Cantraka
bahwa manfaatku adalah untuk mengadakan yang mungkin ada bagi mereka. Tetapi
kenapa engkau tergoda berlaku parsial dan dzolim terhadap diriku? Padahal
sebenar-benar diriku itu ada, dan mengada dan ada pengadanya di dalam dirimu
atau di luar dirimu.
Begawat
Kalau
begitu apa sebetulnya keinginanmu?
Tes
Jawab Singkat
Sekali
lagi aku tidak dapat memberikan solusi dan aku juga tidak perlu bertanya lebih
banyak tentang dirimu karena aku telah engkau perlakukan dengan semena-mena.
Wahai orang tua berambut putih, tolonglah
diriku, aku ingin bertanya kepadamu. Bagaimanakah caranya untuk menghadapi sang
Begawat yang saat ini telah menjelma sebagai mitos melebihi diriku?
Orang
Tua Berambut Putih (orang
tua berambut putih akan selalu datang jika ada pertanyaan)
Apa
yang terjadi pada dirimu sehingga engkau memanggilku wahai tes jawab singkat? Silahkan
ajukanlah pertanyaanmu dan sampaikanlah persoalanmu kepadaku.
Tes
Jawab Singkat
Baiklah
orang tua berambut putih. Sadar atau tidak sadar, diketahui atau tidak
diketahui, pasti engkau sadar dan pasti engkau telah mengetahuinya. Aku
sedang mengalami situasi di mana aku didzolimi dan diperlakukan semena-mena
oleh dewaku. Terus terang selama ini aku telah mengambil manfaat dari logos
untuk menjadi mitos, tapi ternyata logos telah menjadi mitos pula, logos Begawat
telah berubah menjadi mitos Begawat. Untuk itu aku mengajukan pertanyaan atau
mohon solusinya. Apakah yang harus aku kerjakan?
Orang
Tua Berambut Putih
Apakah
benar Begawat? Seperti itukah kejadiannya?
Begawat:
Kejadian
yang mana?????!!!!
Orang
Tua Berambut Putih:
Ternyata
aku juga sudah mengetahui bahwa hati dan fikirannya sang Begawat sedang
tertutup oleh mendung. Wahai Begawat, Begawat, hai Begawat, banguuuun…………
Begawat:
(Ternyata
Begawat sedang tidur)
Iya….
Iya…. iyaaaa
Orang
Tua Berambut Putih:
Betapapun
hebatnya engkau Begawat, seharusnya engkau harus takut kepada Orang tua berambut
putih. Karena engkau adalah subyek dari orang tua berambut putih, engkau adalah
sifatnya dan orang tua berambut putih adalah obyeknya. Aku peringatkan kepada
dirimu dalam waktu yang terbatas ini, ketahuilah bahwa dirimu telah berlaku
parsial. Ketahuilah bahwa sifat parsial itu sumber ketidakbahagiaan di dunia.
Lihatlah fenomena yang terjadi pada Cantraka, mereka pontang panting kesana
kesini, engkau tidak bisa merasakan bagaimana susah dan sedihnya seorang Cantraka
yang mengikuti jejak klaim yang engkau dirikan, seakan-akan tes jawab singkat
adalah mitosnya logos.
Begawat:
Mitosnya
logos?
Orang
Tua Berambut Putih:
Logosnya
mitos!
Begawat:
Logosnya
mitos?
Orang
Tua Berambut Putih:
Mitosnya
mitos!
Begawat:
Mitosnya
mitos?
Orang
Tua Berambut Putih:
Logosnya
logos!
Begawat:
Logosnya
logos?
Orang
Tua Berambut Putih:
Logosnya
logos logos logos! Mitosnya mitos mitos mitos!
Apakah
engkau sadar, wahai Begawat?
Begawat:
Ya
ampuuun, ya ampun. Maafkan aku wahai Orang Tuan Berambut Putih. Baru kali ini
aku menyadari ternyata ada logos dari logosnya logos.
Orang
Tua Berambut Putih:
Logos
logos logos. Mitos mitos mitos. Kualitatif kualitatif kualitatif. Kuantitatif
kuantitatif kuantitatif, dan seterusnya semaumu, semau kita, semau Cantraka. Itulah
dunia menuju kelengkapan. Oleh karena itu wahai Begawat, dengan ini aku
perintahkan kepada dirimu. Berilah kesempatan dan berlakulah adil terhadap
mitos-mitos dan logos-logos untuk berikhtiar agar mitos menuju logos. Klaim mu
bahwa mitos adalah mitos belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya. Klaim mu
bahwa dirimu adalah logos juga belum tentu sesuai dengan ruang dan waktunya.
Begawat:
Singkatnya
bagaimana Orang Tua Berambut Putih?
Orang
Tua Berambut Putih:
Singkatnya,
minggu depan boleh engkau adakan lagi tes jawab singkat.
Orang
Tua Berambut Putih Kedua:
Ouuu
ouuu ouuuuuuu
Begawat:
Ada
apa Orang Tua Berambut Putih Kedua?
Orang
Tua Berambut Putih Kedua:
Aku
telah menyaksikan bahwa Sang Begawat telah mendapatkan pencerahan. Karena sang Begawat
mendapatkan pencerahan, maka tes jawab singkat dan Cantraka juga mendapatkan pencerahan.
Begawat:
Oh
begitu, sekarang aku menyadari bahwa masih banyak yang perlu diadakan dari yang
mungkin ada. Minggu depan akan aku laksanakan lagi tes jawab singkat.
Demikianlah
refleksi elegi ini, jika terdapat kesalahan dalam mentranskripkan elegi ini
saya mohon maaf.
Terimakasih,
semoga bermanfaat.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar