REFLEKSI
KE – 12 Part 2
Tri
Rahmah Silviani | 15709251035 | PPs Pmat A
Selasa
8 Desember 2015
Ruang
305b gedung pasca lama.
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA
JEJARING
YANG ADA DAN YANG MUNGKIN ADA DARI MATEMATIKA.
Assalamualaikum
wr wb
Setelah
selesai menyampaikan elegi pemberontakkan tes jawab singkat, Prof Marsigit
melanjutkan penjelasan tentang jejaring yang ada dan yang mungkin ada dari
matematika. Jika kita sudah memahami tentang jejaring ini maka kita sudah
memahami matematika yang sebenarnya. Jejaring ini akan bisa jadi makalah
internasional jika mahasiswa bisa mengembangkanya.
Pada
gambar diatas telihat bahwa orang awam biasa menyebut operasi penjumlahan itu
sebagai gabungan atau jumlah, kemudian adanya dari suatu matematika itu seperti
bilangan atau angka, operasi bilangan misalnya angka 2, 3, +, -, x, dan lain sebagainya. Kemudian bagaimana
cara kita mengadakan yang ada dari matematika itu? Ialah dengan menggabungkan
dari yang ada tersebut. Jika sesuatu telah ada dan mengada maka muncullah
pengadanya, pengada dari gambar itu adalah 2 + 3 = 5.
Dari
pengada tersebut kemudian bisa dinaikkan lagi ketingkat geometri, dari pengada 2
+ 3 = 5 bisa dibentuk bangunan atau geometrinya berupa bangun datar atau bangun
ruang, kemudian statistiknya yaitu sigma dimana sigma itu melambangkan
penjumlahan.
Dari
gambar ini juga Prof Marsigit menuliskan Formalnya dari ada, mengada dan
pengadanya matematika misalnya 2 + 3 = 5 bisa menjadi integral atau differensial,
matriks, limit, trigonometri dan lain sebagainya. Maka dari sini dapat
disimpulkan bahwa matematika itu memiliki jejaring (networking) yang tidak
mungkin dipisahkan, atau matematika itu tidak dapat berdiri sendiri. Jika seseorang
mempelajari formalnya suatu matematika maka seharusnya mempelajari ada, mengada
dan pengadanya suatu matematika. Kenapa disini terdapat kolom awam atau common
sum? Karena adanya suatu matematika itu dari kehidupan sehari-hari atau
kontekstual jadi matematika itu tidak hanya benar didalam rasional manusia
tetapi juga benar didalam pengalaman manusia.
Gambar
selanjutnya yaitu sambungan dari jejaring matematika ini, kolom-kolom ini
terserah diisi seperti apa akan tetapi seharusnya berkaitan dengan yang ada dan
yang mungkin ada dari pengada 2 + 3 = 5. Psikologi dari jejaring ini namanya menambahkan
atau mengumpulkan, sosiologinya menggabungkan atau mengumpulkan, budayanya
yaitu hasil karya, ideologinya bahwa ini adalah formalism, sedangkan ontologiny
(hakekat) adalah wadah dan isi dari pengada tersebut dan epistimologinya
(pengetahuannya) adalah wadah dan isi serta kebenaran dan kesalahan dari
pengadanya, aksiologinya adalah ruang dan waktu serta subjektif, maknanya bahwa
keindahan dari jejaring itu tergantung dari orang yang memikirkannya.
Contoh
lain yang diberikan oleh Prof Marsigit adalah perjodohan seperti yang tertera
pada jejaring diatas. Ini menjelaskan bahwa yang ada dan yang mungkin ada dari
metode hidup memiliki hubungan atau kaitan satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya,
sebelum mengakhiri perkuliahan pada hari itu
Prof Marsigit menjelaskan postingan barunya pada blog beliau, http://powermathematics.blogspot.co.id/.
Judul postingannya yaitu This 1-minute
animation will change your perception of life in the universe dan
linknya dapat dilihat pada http://powermathematics.blogspot.co.id/2015/12/this-1-minute-animation-will-change.html,
beliau menjelaskan bahwa video tersebut menggabarkan bahwa ternyata yang ada
dan yang mungkin ada dari alam semeta ini berputar pada porosnya mengelilingi
matahari, begitu juga dengan bumi, bahwa bumi berputar pada porosnya
mengelilingi matahari. Kita yang ada dimuka bumi ini tidak akan menempati
posisi yang sama pada waktu yang berbeda, tetapi kita tidak merasakan itu,
itulah kuasa Tuhan. Lihatlah pada video tersebut ternyata ada macam-macam
perputaran yang ada pada galaxy-galaxy, polanya berbeda-beda, berstruktur dan
kompleks. Selanjutnya Prof meminta
kami untuk bertanya, salah satu dari mahasiswa PPs PMat A, saudari Retno Afni
Kurniasih bertanya berkaitan dengan postingan baru dari blognya Prof Marsigit
tersebut. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini, bumi yang telah dijelaskan
pada Al-Qur’an itukan hanya ada satu yaitu disini di galaxy Bima sakti, apakah
ada bumi-bumi lainnya di galaxy-galaxy lain di luar sana? Tanggapan dari Prof
Marsigit yaitu, baru dalam tataran filsafat saja bahasa yang digunakan adalah
bahasa analog atau bahasa pengandaian (kiasan), bahasa dalam Kitab suci itu
sangatlah lengkap, maka tugas dari manusia adalah untuk mempelajarinya
firma-firman Tuhan misalnya terminology dari surga dan neraka. Apa iya bahwa
surga itu dingin dan neraka itu panas? kalau dingin dan sangat dingin sekali
itu bisa terasa panas. Terus terang saya tidak terlalu paham tentang itu, logika saya sebagian dari misteri itu bisa
dipecahkan dengan bahasa-bahasa kiasan atau pengandaian. Ada bahasa didalam
kitab suci itu Formal dan tidak sembarang orang bisa menjelaskan dengan
gamblang karena bahaya jika penafsiran seseorang salah tentang itu. Ikhtiar
kita menggunakan pikiran kita, orang menemukan planet itu dengan teknologi jadi
teknologi itu sangatlah bermanfaat bagi manusia tetapi ingat bahwa teknologi
tak akan mampu memecahkan misteri kehidupan ini apalagi untuk sampai kepada
pertanyaan anda yang seperti itu. Sampai kapanpun pertanyaan anda itu tidak
bisa dijawab misalnya teori Darwin yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia
itu adalah kera sedangkan pemahaman kita bahwa nenek moyang kita adalah Nabi
Adam As dan Siti Hawa maka bagaimana logika kita menjelaskan hal yang seperti itu.
Secanggih apapun teknologi tak akan mampu menjawab dan menyatukan teori Charles
Darwin dan penciptaan manusia.
Demikianlah
refleksi saya, jika ada kesalahan dalam refleksi ini saya mohon maaf.
Wassalamualaikum
wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar