About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Senin, 07 Desember 2015

FILSAFAT ADALAH MENSINTESISKAN PENJELASAN

FILSAFAT ADALAH MENSINTESISKAN PENJELASAN

Refleksi ke-11
Tri Rahmah Silviani | 15709251035 | PPs Pmat A
Selasa 1 Desember 2015
Ruang 305b gedung pasca lama.
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA


Assalamualikum warrahmatullahi Wabarakatuh.
Pada setiap pertemuan dengan prof Marsigit, tidak dapat kami tebak apa yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajran yang diampu oleh beliau. Terkadang beliau meminta kami untuk melakukan tes jawab singkat atau dengan meminta kami untuk bertanya. Pembelajarn yang dilakuakn sangatlah inovatif sehingga kami sebagai mahasiswa terkadang bisa mengambil contoh dari kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh beliau. Ada yang berbeda di hari itu, tanggal 1 desember 2015. Tidak biasanya kami diminta untuk merekam perkuliahan tes jawab singkat, biasanya kami diminta untuk merekam pembicaraannya beliau ketika kami bertanya.
Kami sebagai mahasiswa mengikuti saja apa yang diperintahkan oleh beliau.
Tes jawab singkat kali ini seperti berikut:
1.       Idealnya realis
2.       Realisnya ideal
3.      Tetapnya perubahan
4.      Berubahnya ketetapan
5.      Fatalnya vital
6.      Vitalnya fatal
7.      Dewanya daksa
8.      Daksanya dewa
9.      Intensifnya ekstensif
10.   Ekstensifnya intensif
11.    Linearnya siklik
12.    Sikliknya linear
13.   Lampaunya sekarang
14.   Sekarangnya lampau
15.   Masa datangnya sekarang
16.   Sekarangnya masa datang
17.   Awalnya akhir
18.   Akhirnya awal
19.   Analitiknya sintetik
20.  Sintetiknya analitik
21.    Apriorinya aposteriori
22.   Aposteriorinya apriori
23.   Rasionalnya pengalaman
24.  Pengalamannya rasional
25.   Identitasnya kontradiksi
26.  Kontradiksinya identitas
27.   Harmoninya disharmoni
28.  Disharmoninya harmoni
29.  Idealnya ideal
30.  Realnya real
31.   Tetapnya tetap
32.   Berubahnya perubahan
33.  Fatalnya fatal
34.  Vitalnya vital
35.  Dewanya dewa
36.  Daksanya daksa
37.  Intensifnya intensif
38.  Ekstensifnya ekstensif
39.  Linearnya linear
40. Sikliknya siklik
41.   Lampaunya lampau
42.  Sekarangnya sekarang
43.  Masa depannya masa depan
44. Awalnya awal
45.  Akhirnya akhir
46. Analitiknya analitik
47.  Sintetiknya sintetik
48. Apriorinya apriori
49. Aposteriorinya aposteriori
50.  Rasionalnya rasional
51.   Pengalamannya pengalaman
52.   Identitasnya identitas
53.  Kontradiksinya kontraiksi
54.  Haarmoninya harmoni
55.  Disharmoninya disharmoni.
Beliau menegaskan kepada kami bahwa soal dari nomor 1 sampai 28 adalah pertentangan yang dijadikan satu atau kontradiksi sedangkan soal dari nomor  29 sampai 55 adalah identitas.
Soal kali ini diberikan sejumlah 55 soal, biasanya soal yang diberikan oleh beliau hanya 50 soal. Seperti biasanya jawaban ditukar kepada teman yang disamping dibelakang atau didepan kami. Setelah kami menukar jawaban kami Pak Marsigit mengatakan  “semua jawaban yang dikerjakan oleh teman anda dicoret semua. Nilai = benar x 2”. Semua mahasiswa terheran-heran mendengar ucapannya beliau. Tidak biasanya tes jawab singkat seperti ini, ada dari kami yang mengatakan kenapa begitu pak? Dan sebagainya.
Pak marsigit mengatakan, Inilah permainan ujian tes jawab singkat, inilah contoh guru yang mengidolakan ujian. Sekarang anda menjadi tahu bahwa panas dinginnya menghadapi ujian, tidak enaknya menghadapi ujian. Anda semua terjebak oleh mitos saya. Filsafat bukanlah seperti itu, filsafat itu butuh penjelasan dalam mensintesiskan sesuatu bukan dijawab dengan singkat. Tes jawab singkat tidak berguna sama sekali bagi para filsuf karena para fisuf itu membutuhkan penjelasan. Kita tak akan mampu memaknai filsafat hanya dari tes jawab singkat, filsafat itu tidak bersifat icon tetapi bersifat mengekstensifkan dan mengintensifkan sesuatu, memikirkan seluas-luasnya, setinggi-tingginya dan sedalam-dalamnya. Filsafat adalah menterjemahkan dan diterjemahkan melalui penjelsan. Metode reduksi menjawab secara icon itu sangatlah berbahaya. Orang awam tak mampu memaknai tes jawab singkat karena telah direduksi, maka sebenar-benarnya filsafat adalah penjelasan sehingga dapat dipahami oleh orang awam sekalipun.

Soal nomor 1 sampai 28 bersifat kontradiksi. Yang jauh coba didekatkan oleh pak Marsigit, supaya kami dapat memikirkan itu. Jika tidak ada tes seperti ini juga mahasiswa itu tidak akan berpikir tetapi hanya menerima teori tanpa mensintesiskan tesis dan anti tesisnya. Tes jawab singkat bukanlah tidak ada gunanya bagi kami, yaitu sebagai alat untuk pak Marsigit membangnkan kami dari tidur kami agar kami mampu berpikir. Tetapi tidak selamnya kami terus menerus dibangunkan seperti ini karena ini adalah mereduksi, mereduksi itu sangatlah berbahaya jika tidak sesuai dengan ruang dan waktunya. Sekarang bukanlah saatnya mahasiswa dibangunkan lagi tetapi seharusnya mahasiswa sudah dapat membangun dunianya sendiri dari pengalaman dan rasionalnya atas perkuliahan dan bacaan-bacaan dari blog pak Marsigit serta pemikiran-pemikiran para filsuf.

Sebenar-benar hidup itu adalah kontradiksi, contoh real kontradiksi yaitu kita sebagai manusia butuh makan untuk tetap hidup tetapi jika makan berlebihan maka kita akan mati dan jika tidak makanpun kita akan mati.

Inilah sebetulnya jawaban yang harusnya dijawab pada setiap kali pak Marsigit memberikan tes. Contohnya :
Idealnya realis.
Pokok persoalannya pada soal ini terletak pada realism (yang tampak, yang dapat dijangkau denga alat indera manusia, dan yang sifatnya berada diluar pikiran manusia atau nyata). Realist itu tak dapat didefinisikan dengan kata-kata, karena filsafat itu membutuhkan contoh agar kita mampu memaknai sesuatu.
Hidup manusia itu tidak ada yang ideal, differensialnya yaitu tidak ada hidup manusia atau yang lainnya itu bersifat perfectionisme. Misalnya saja benda  lancip, pada kenyataannya tidak ada benda lancip didunia, jarum itu bermolekul jika kita lihat dengan alat pembesar maka yang akan terlihat hanyalah atom-atom, lintasan jarumpun melingkar. Jadi lancip itu hanya ada didalam pikiran, realnya atau nyatanya tidak ada benda yang lancip didunia ini.  Yang ada diluar pikiran manusia itu bersifat tidak sempurna. Pertanyaannya, bagaimana mengidealkan yang tidak ideal? ketika belajar matematika, manusia itu mengidealkan yang sebenarnya tidak idel, contohnya menganggap lurus sesuatu yang tidak lurus atau mengasumsikan lancip benda yang tidak lancip. Ternyata dari soal ini kita dapat menemukan makna bahwa hidup ini sebenarnya mengidealkan yang realis, dan sebenar-benarnya manusia tak akan mampu menggapai idealnya yang realis.

Realisnya ideal.
Yang perlu dipahami disini adalah ideal, ideal itu bersifat ada didalam pikiran mausia. Idealnya hidup misalnya saja menikah, menikah itu membuat nyata atau real yang bersifat ideal. Contoh lain misalnya membuat rumah, membuat rumah itu merealisasikan pikiran atau keinginan, keinginan membuat rumah itu sudah tertuang melalui sebuah gambar dan jika rumah tersebut dibuat atas gambar yang berisikan ide tersebut maka itulah merealisasikan ide. Saya tambahkan satu contoh lagi, misalnya saja saya memiliki ide untuk bersekolah diluar negeri, dan cara saya berjuang denga belajar untuk dapat menuju apa yang saya cita-citakan itu merupakan proses merealisasikan ide yang telah saya susun. Jadi realismnya ide saya itu adalah saya mampu bersekolah diluar negeri.

Tetapnya perubahan
Tetapnya cintanya pak Habibi pada ibu Ainun itu merupakan contoh dari tetapnya sesuatu yang dapat berubah. Cinta itu sebenarnya berubah tetapi manusia dapat menetapkannya agar tidak berubah. Bumi itu sebenarnya tidak akan pernah tetap diwaktu yang berbeda tetapi kita tidak dapat menyadari itu. Jadi sebenarnya manusia itu tidak akan pernah tetap didalam waktu yang berbeda, tetapi kuasa Tuhan bahwa kita manusia diijinkan untuk tetap seperti diam didalam perputaran bumi. Ini sebenarnya merupakan tanda kekuasaan Tuhan, dimana kita diberikan anugerah untuk tetap berada diposisi yang sama didalam perubahan bumi.

Berubahnya ketetapan.
Banyak contoh yang dapat dinukilkan dari berubahnya suatu ketetapan. Batalnya suatu perjanjian yang telah ditetapkan atau direncanakan, bubarnya suatu organisasi, pecahnya suatu wadah. Jadi sebenarnya hidup manusia itu tidaklah tetap didalam ketetapan Tuhan. Tetapnya hidup itu hanya ada didalam pikiran manusia, misalnya ditetapkan bahwa perkuliahan filsafat ilmu adalah jam 11.10, tetapi kita tidak akan pernah hadir tepat diwaktu yang ditetapkan itu, bisa saja kita datang sebelum jam 11.10 atau setelah jam 11.10. maka sebenarnya hidup adalah menggapai ketetapan yang telah ditetapkan.

Fatalnya vital.
Hidup ini adalah interaksi antara fatal dan vital, vital itu ikhtiar dan fatal itu adalah takdir, ikhtiar manusia itu termasuk takdir. Takdir dan ikhtiar artinya usaha dan do’a. maka arti dari fatalnya vital adalah doa dari suatu usaha. Maka jika menginginkan suatu kehidupan yang harmoni maka ikhtiarnya istikomah doanya juga harus istiqomah. Jadi hidup itu haruslah seimbang antara usaha dan juga do’a.

Vitalnya fatal.
Maksudnya bahwa ikhtiarnya taqdir atau ikhtiarnya do’a. Apakah do’a itu perlu di ikhtirkan atau disahakan? Perlu, contohnya sholat berjamah, membaca tahlil, belajar do’a itu merupakan ikhtiarnya suatu do’a. maka untuk menggapai suatu do’a maka perlu adanya pengetahuan tentang suatu do’a agar do’a dapat menjadi do’a yang mabrur.

Dewanya daksa
Jelas bahwa yang namanya daksa pasti memiliki dewa. Contohnya, dewa adalah pemimpin dan daksanya adalah yang dipimpin dan ternyata saya adalah daksa dari pemimpin saya. Contoh lain saya ternyata dewa dari adik saya karena saya dihormati oleh adik saya. Dewa itu memiliki dimensi yang berbeda dengan daksa, bisa dari umur bisa dari jabatan, bisa dari pengetahuan dan lain sebagainya. Bisa dikatakan bahwa saya adalah dewa dari saya yang kemarin karena saya yang sekarang memiliki ilmu dan pengalaman yang bertambah dari hari kemarin.

Daksanya dewa
Dunia dewa itu ternyata berstruktur. Ada yang namanya dewa subyek dan ada yang namanya dewa predikat. Misalnya saja dosen adalah para dewa bagi mahasiswa tetapi dosen memiliki dewanya lagi. Contohnya, ada yang namanya dosen rector yang disebut sebagai subyek dan ada yang namanya asisten direktur dosen yang disebut dengan predikat maka ternyata didalam dewa ada para dewa. Inlah yang dinamakan struktur para dewa.

Intensifnya ekstensif
Ekstensif itu keluasan seluas-luasnya, misalnya perkuliahan filsafat ilmu, maksudnya bahwa jangan hanya mendalami perkuliahan filsafat ilmu itu hanya didalam kelas tetapi mendalami dan memahaminya juga diluar kelas maka marilah untuk menegakkan kesadaran supaya kita dapat berpikir apapun dan dimanapun. Maka inilah fungsi dari blog dalam perkuliahan ini dalam rangka mengintensifkan yang ekstensif.
                                                                                                    
Linearnya siklik.
Siklik itu lingkaran, lingkaran yang jari-jarinya tak hingga maka lingkaran itu akan berbentuk garis lurus. Misalnya pesawat terbang dari Jakarta menuju Yogyakarta dan kembali lagi ke Jakarta. Orang awam mengatakan bahwa pesawat itu terbang secara mendatar tetapi sebenarnya pesawat  ituterbang secara melengkung yang tingginya mengikuti permukaan laut. Contoh lain selasa ketemu selasa itu lurus maka itulah yang disebut dengan linearnya siklik. Siklik yang reguler jadilah suatu garis lurus atau linear.

Harmoninya harmoni
Harmoni itu keadaan yang ideal atau seimbang pada segenap unsurnya. Ciri kehidupan yang sehat adalah harmoni. Harmoni itu ternyata berstruktur dan berdemensi. Badan saya secara keseluruhan harmoni jika darahku mengalir secara harmoni. Proses pembelajaran yang sehat jika seimbang antara interaksi guru dengan siswa. Hidupku akan harmoni jika keseluruhan dari yang ditetapkan kepadaku bersifat harmoni. Harmoninya hidupku dengan keluargaku jika alat inderaku bersifat harmoni, ketika ibuku mengatakan A tetapi aku mendengarkanya seperti B maka akan terjadi disharmoni atau kesalah pahaman yang menyebabkan disharmoninya hidup didalam keluarga.

Dewanya dewa
Filsafat itu sebenarnya menggunakan bahasa analog. Jilbabmu berwarna hitam maka jilbabmu dewanya dari warna hitam jadi subyek itu adalah dewanya sedangkan predikat adalah daksanya. Dewa itu berstruktur, seperti yang telah dicontohkan didalam tulisan ini diatas. Contoh lain misalnya dewanya cacing adalah ayam, karena ayam makan cacing, dewanya ayam adalah manusia karena manusia memakan ayam, dan dewa didalam manusia itu berstruktur tergantung dari ruang dan waktu pembicaraan.

Lampaunya lampau
Saya pernah ditelpon oleh waktu lampau, inilah perjalanan waktu. Dulu saya punya temen SMP, setelah SMA kita berpisah. Ketika saya bercerita dengan waktu lampau dan waktu lampau itu ada diwaktu sekarang. Pertanyaannya, Apakah saya bisa telpon waktu yang akan datang? Jawabannya bisa misalnya USG, mendahului melihat dengan tekhnologi sebelum melihat secara nyata. Jika tdak melihat dengan teknologi maka kita akan dapat melihatnya diwaktu yang akan datang. Waktu lampau misalnya aku menembus ruang dan waktu lampau, memikirkan orang yang sedang memancing kemarin. Para filsuf berkata, Aku sedang melihat mayat hidup yang sedang lalu lalang, karena aku melihat sebagian orang tidak berpikir karena sebenar-benarnya hidup adalah selalu berpikir. Dan para ulama mengatakan, sebenar-benarnya hidup adalah dalam keadaan berdo’a.

Akhirnya akhir
Kuliah ini akan berakhir, rasa lapar juga perlu diakhiri, tetapi yang menjadi pertanyaan bahwa kapan berakhirnya? Aku tak akan pernah mengetahui kapan akhirat itu karena itu adalah rahasia tuhan. Dan ternyata orang itu takkan pernah sampai pada tujuannya karena manusia tak mampu mengetahui akhir dari suatu tujuan. Maka kita juga takkan pernah tahu kapan berakhirnyarasa laparmu itu, karena akhir itu berlevel. Akhir dari segala akhir keyainanmu adalah kiamat, manusia takkan pernah mampu memikirkannya karena itu kuasa tuhan. Maka Immanuel Kant menyatakan bahwa hidup itu berakhir dan tidak berakhir.

Apriorinya aposteriori.
Aposteriori maksudnya bahwa paham setelah melihat, paham setelah mendengar, paham setelah melakukan sesuatu. Apriori itu belum pernah melihat bendanya tetapi sudah paham. Apriorinya aposteriori itu sama saja dengan memikirkan pengalaman maka sebenar-benarnya hidup adalah memikirkan pengalaman dan menerapkan pikiran.

Pengalamanna pengalman.
Pengalmannya rasional. Ternyata rasio itu juga pengalaman, ketika rasio berbeda dengan pengalaman itu ternyata berlevel. 2 + 2 = 4 betul levelnya ini, 2 + 2 tidak sama dengan 4 levelnya lain. Pengalamannya pengalaman bisa berarti struktur dari pengalaman. Misalnya menjadi presiden harus memilki pengalaman menjadi gubernur, pengalaman menjalin hubungan dengan Negara lain dan sebagainya. Bisa juga pengalaman dari pengalaman itu adalah refleksi dari pengalaman itu sendiri.

Dan akhirnya pada tanggal 1 Desember 2015 ini merupakan akhir dari tes jawab singkat yang selalu kami lakukan, dan ditegaskan bahwa filsafat itu bukanlah tes jawab singkat tetapi lebih kepada mensintesiskan suatu penjelasan agar mampu dipahami oleh manusia yang berdimensi.
Semoga refleksi ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi orang lain pada umumnya.
Mohon maaf jika ada kesalahan kata didalam refleksi ini.
Terimakasih, Wassalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar