AKU TAK DAPAT
MENGHINDARI FENOMENA COMTE
Tri
Rahmah Silviani | 15709251035
PPs PMat A 2015
Asslamualikum
warrahmatullahi Wabarakatuh.
Tulisan ini ditulis
semata-mata untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu Pendidikan yang dibimbing oleh
Prof. Marsigit, MA.
Mohon maaf jika ada
kesalahan dalam memaknai fenomena comte ini.
Semoga bermanfaat dan
semoga ada kritik dan saran yang membangun bagi saya.
Sadar atau tidak sadar
tenyata hidupku adalah pilihan, pilihanku itu diantara dunia dan akhirat. Duniaku
berhadapan dengan fenome comte dimana kesenangan semu yang diharapkan.
Spiritualku naik turun karena fenomena ini, inilah tanda perbedaan manusia
dengan Tuhan, Tuhan bersifat tetap dan manusia bersifat tidak tetap. Auguste
Comte menyatakan bahwa secara individu maupun secara keseluruhan perkembangan manusia
itu menurut tiga tahap, yaitu tahap teologi, tahap metafisik dan tahap positif.
Ketiganya itu berdimensi dan tahap teologi atau fiktif dimana Tuhan di
marginalkan dan ditempatkan pada dimensi paling rendah, kedua adalah tahap
metafisik atau abstrak bahwa akal budi merupakan satu-satunya yang menerangkan
adanya segala sesuatu, selanjutnya pada dimensi yang paling tinggi yaitu
positivisme dimana dalam menerangkan
sesuatu yang ada itu diperlukan sesuatu yang ilmiah, yang dimuai dari pengamatan,
penelitian dan perbandingan. Positivisme itu adalah ilmiah, jadi yang digunakan
adalah pikiran, hati diabaikan. Maknanya bahwa kehidupan itu dilandasai atas
sesuatu yang real tidak berlandaskan atas hati dan kepercayaan. Manusia yang
mementingkan kehidupan dunia itu hanya untuk meningkatkan dimensi kehidupannya,
misalnya Powenow mencari kekuasaan untuk meningkatkan dimensi agar dipuja dan
disanjung oleh manusia daksa.
Ketika aku mementingkan
kehidupan akhirat maka aku tak bisa bersaing didalam kehidupan dunia yang didalamnya
penuh dengan fenomena comte. Aku melihat bahwa fenomena ini juga mendukung
dimensi kehidupan akhiratku, aku membutuhkan bank untuk menyimpan dan menabung
uangku untuk membayar sekolahku, tetapi menurut agamaku bank itu riba. Tetapi
jika aku menyimpan uang ditabungan dirumahku bisa-bisa uangku dimakan rayap,
bagaimanakah cara untuk menghindari riba ini sebenarnya?
Ketika aku ingin belajar
dimanapun dan kapanpun, aku membutuhkan internet untuk berkonsultasi dengan
dosenku, tetapi ternyata internet adalah hasil dari pemikiran Auguste comte, maka
internet adalah fenomena comte juga, bagaimana caranya agar aku tetap belajar
dimanapun dan kapanpun tetapi dosenku selalu mendampingiku sebagai
fasilitatorku?
Dan ternyata ketika aku
berjauhan dengan orangtuaku, aku ingin menanyakan kabar mereka, aku ingin
mengetahui sedang apakah mereka, sehatkah mereka. Aku membutuhkan telpon untuk
menghubungi mereka, karena jika melalui surat maka jawaban mereka tidak akan
sesuai dengan keadaan ketika aku menerima balasan surat dari mereka karena
kodrat manusia yang selalu berubah sesuai dengan ruang dan waktu. Ketika mereka
membalas suratku, mereka mengatakan dalam keadaan sehat walafiat tetapi tak ada
yang tahu bahwa ketika aku membaca surat dari mereka, mereka dalam keadaan
sakit. Telpon adalah salah satu cara agar aku mengetahui keadaan mereka dalam
waktu yang bersamaan, dalam waktu yang real. Telepon juga merupakan hasil
fenomena comte. Bagaimanakah caranya agar aku tidak menggunakan telepon tetapi
aku mengetahui keadaan orangtuaku persis sama dengan keadaan mereka pada waktu
yang bersamaan?
Aku memandang semua
disekelilingku semuanya fenomena comte, obat yang aku minum ketika aku sakit,
printer dan laptopku yang merupakan fasilitas ku mencari ilmu,
pakaian-pakaianku yang terbuat dari mesin bukan handmade, kendaraan yang aku
gunakan untuk mencari ilmu, setrika, kipas angin, mesin air untuk kebutuhanku
sehari-hari, semiliar pangkat semiliar yang ada disekelilingku ternyata
fenomena comte.
Jika aku mementingkan
kehidupan duniaku maka bagaimana dengan hatiku yang percaya bahwa kehidupan
dunia ini bersifat semu atau sementara. Ketika aku hanya mengerjakan tugas
kuliahku tetapi aku tidak sholat dan mengaji inilah tanda fenomena comte,
memilih meningkatkan dimensi dunia dan mengabaikan akhirat. Dan jika aku hanya
mengaji dan sholat saja serta mengkaji isi dari Al-qur’an saja bagaimana aku
bisa survive dengan dunia padahal Tuhan juga menyuruhku untuk berusaha agar aku
mampu bertahan hidup, hidupku adalah diantara vital dan fatal.
Perkembangan zaman yang di
desain oleh power now semakin mereduksi hati manusia yang berlandaskan agama,
bagaimana tidak, nyatanya jika aku lalai didalam menjalankan perintahNya itu
dikarenakan aku memilih kehidupan dunia. Dikarenakan aku memiliki gadget baru,
aku lupa sholat, isya terlewatkan, subuh terlewatkan. Seandainya aku hidup di zaman
tradisional, yang penuh dengan alamiah maka fenomena comte tak akan
menyentuhku. Oh Tuhan sesungguhnya engkaulah pemilik hati ini, engkaulah yang
mengatur hidup manusia, tetap tunjukkanlah bagi kami jalanMu yang lurus dimana
jalan orang-orang yang sebelum kami yang Engkau Ridhoi. Pertemukanlah kami
dengan Rasulullah kami di akherat kelak ya Allah.
Kesimpulanku bahwa manusia
tidak dapat mementingkan kehidupan dunia saja dan mementingkan kehidupan
akhirat saja. Bahwa hidup manusia yang sebenarnya adalah menyeimbangkan antara
kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Manusia hanyalah berusaha dan berdo’a,
janganlah mengharapkan syurga tetapi berharaplah agar usaha dan do’amu di
ridhoi Allah SWT. Berkembangnya fenomena
comte ini mengindikasikan bahwa dunia semakin dekat dengan kiamat, karena
memang tak ada satu manusiapun yang agamanya baik pada akhir dunia karena dipengaruhi
oleh dajjal.
Wallahualam.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar