About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Minggu, 22 November 2015

AKU TAK DAPAT MENGHINDARI FENOMENA COMTE


AKU TAK DAPAT MENGHINDARI FENOMENA COMTE
Tri Rahmah Silviani | 15709251035
PPs PMat A 2015

Asslamualikum warrahmatullahi Wabarakatuh.
Tulisan ini ditulis semata-mata untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu Pendidikan yang dibimbing oleh Prof. Marsigit, MA.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam memaknai fenomena comte ini.
Semoga bermanfaat dan semoga ada kritik dan saran yang membangun bagi saya.

Sadar atau tidak sadar tenyata hidupku adalah pilihan, pilihanku itu diantara dunia dan akhirat. Duniaku berhadapan dengan fenome comte dimana kesenangan semu yang diharapkan. Spiritualku naik turun karena fenomena ini, inilah tanda perbedaan manusia dengan Tuhan, Tuhan bersifat tetap dan manusia bersifat tidak tetap. Auguste Comte menyatakan bahwa secara individu maupun secara keseluruhan perkembangan manusia itu menurut tiga tahap, yaitu tahap teologi, tahap metafisik dan tahap positif. Ketiganya itu berdimensi dan tahap teologi atau fiktif dimana Tuhan di marginalkan dan ditempatkan pada dimensi paling rendah, kedua adalah tahap metafisik atau abstrak bahwa akal budi merupakan satu-satunya yang menerangkan adanya segala sesuatu, selanjutnya pada dimensi yang paling tinggi yaitu positivisme dimana  dalam menerangkan sesuatu yang ada itu diperlukan sesuatu yang ilmiah, yang dimuai dari pengamatan, penelitian dan perbandingan. Positivisme itu adalah ilmiah, jadi yang digunakan adalah pikiran, hati diabaikan. Maknanya bahwa kehidupan itu dilandasai atas sesuatu yang real tidak berlandaskan atas hati dan kepercayaan. Manusia yang mementingkan kehidupan dunia itu hanya untuk meningkatkan dimensi kehidupannya, misalnya Powenow mencari kekuasaan untuk meningkatkan dimensi agar dipuja dan disanjung oleh manusia daksa. 

Ketika aku mementingkan kehidupan akhirat maka aku tak bisa bersaing didalam kehidupan dunia yang didalamnya penuh dengan fenomena comte. Aku melihat bahwa fenomena ini juga mendukung dimensi kehidupan akhiratku, aku membutuhkan bank untuk menyimpan dan menabung uangku untuk membayar sekolahku, tetapi menurut agamaku bank itu riba. Tetapi jika aku menyimpan uang ditabungan dirumahku bisa-bisa uangku dimakan rayap, bagaimanakah cara untuk menghindari riba ini sebenarnya?
Ketika aku ingin belajar dimanapun dan kapanpun, aku membutuhkan internet untuk berkonsultasi dengan dosenku, tetapi ternyata internet adalah hasil dari pemikiran Auguste comte, maka internet adalah fenomena comte juga, bagaimana caranya agar aku tetap belajar dimanapun dan kapanpun tetapi dosenku selalu mendampingiku sebagai fasilitatorku?
Dan ternyata ketika aku berjauhan dengan orangtuaku, aku ingin menanyakan kabar mereka, aku ingin mengetahui sedang apakah mereka, sehatkah mereka. Aku membutuhkan telpon untuk menghubungi mereka, karena jika melalui surat maka jawaban mereka tidak akan sesuai dengan keadaan ketika aku menerima balasan surat dari mereka karena kodrat manusia yang selalu berubah sesuai dengan ruang dan waktu. Ketika mereka membalas suratku, mereka mengatakan dalam keadaan sehat walafiat tetapi tak ada yang tahu bahwa ketika aku membaca surat dari mereka, mereka dalam keadaan sakit. Telpon adalah salah satu cara agar aku mengetahui keadaan mereka dalam waktu yang bersamaan, dalam waktu yang real. Telepon juga merupakan hasil fenomena comte. Bagaimanakah caranya agar aku tidak menggunakan telepon tetapi aku mengetahui keadaan orangtuaku persis sama dengan keadaan mereka pada waktu yang bersamaan?

Aku memandang semua disekelilingku semuanya fenomena comte, obat yang aku minum ketika aku sakit, printer dan laptopku yang merupakan fasilitas ku mencari ilmu, pakaian-pakaianku yang terbuat dari mesin bukan handmade, kendaraan yang aku gunakan untuk mencari ilmu, setrika, kipas angin, mesin air untuk kebutuhanku sehari-hari, semiliar pangkat semiliar yang ada disekelilingku ternyata fenomena comte.

Jika aku mementingkan kehidupan duniaku maka bagaimana dengan hatiku yang percaya bahwa kehidupan dunia ini bersifat semu atau sementara. Ketika aku hanya mengerjakan tugas kuliahku tetapi aku tidak sholat dan mengaji inilah tanda fenomena comte, memilih meningkatkan dimensi dunia dan mengabaikan akhirat. Dan jika aku hanya mengaji dan sholat saja serta mengkaji isi dari Al-qur’an saja bagaimana aku bisa survive dengan dunia padahal Tuhan juga menyuruhku untuk berusaha agar aku mampu bertahan hidup, hidupku adalah diantara vital dan fatal.

Perkembangan zaman yang di desain oleh power now semakin mereduksi hati manusia yang berlandaskan agama, bagaimana tidak, nyatanya jika aku lalai didalam menjalankan perintahNya itu dikarenakan aku memilih kehidupan dunia. Dikarenakan aku memiliki gadget baru, aku lupa sholat, isya terlewatkan, subuh terlewatkan. Seandainya aku hidup di zaman tradisional, yang penuh dengan alamiah maka fenomena comte tak akan menyentuhku. Oh Tuhan sesungguhnya engkaulah pemilik hati ini, engkaulah yang mengatur hidup manusia, tetap tunjukkanlah bagi kami jalanMu yang lurus dimana jalan orang-orang yang sebelum kami yang Engkau Ridhoi. Pertemukanlah kami dengan Rasulullah kami di akherat kelak ya Allah.
   
Kesimpulanku bahwa manusia tidak dapat mementingkan kehidupan dunia saja dan mementingkan kehidupan akhirat saja. Bahwa hidup manusia yang sebenarnya adalah menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Manusia hanyalah berusaha dan berdo’a, janganlah mengharapkan syurga tetapi berharaplah agar usaha dan do’amu di ridhoi Allah SWT.  Berkembangnya fenomena comte ini mengindikasikan bahwa dunia semakin dekat dengan kiamat, karena memang tak ada satu manusiapun yang agamanya baik pada akhir dunia karena dipengaruhi oleh dajjal.  
Wallahualam.


Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar