About

TRI RAHMAH SILVIANI | 15709251035 | PMat A | UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Minggu, 27 September 2015

REFLEKSI PERTEMUAN KE-3 FILSAFAT ILMU

Refleksi Pertemuan Ke 3
Tri Rahmah Silviani | 15709251035
Selasa 22 september 2015
Jam 11.10 – 12.50
PPs PMat A 2015
Ruang 305b gedung pasca lama.
Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA

MEMBANGUN FILSAFAT DENGAN IKHTIAR DAN DOA

Pada hari selasa 22 september 2015, kuliah pertemuan ketiga dengan filsafat ilmu, Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA membuka perkuliahan dengan membaca doa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Pada pertemuan ketiga ini bapak Prof Marsigit menjelaskan berbagai komponen filsafat dengan melakukan tanya jawab bersama mahasiswa PMat A, karena menurut Prof Marsigit, filsafat itu adalah ilmu yang kontekstual.

Pertanyaan pertama datang dari ibu Retno Kusuma Dewi. Pertanyaannya yaitu, “bagaimana menurut sudut pandang filsafat bahwa siswa cenderung memilih hal yang mudah, segala sesuatu yang dikerjkan itu menginginkan terjadi secara instan”. Tanggapannya dari Prof Marsigit,  beliau menyarankan kepada kami untuk membaca di http://uny.academia.edu/MarsigitHrd tentang “Narasi besar ideology dan politik pendidikan dunia”, disana beliau menguraikan sebab-sebab terjadinya sesuatu terjadi dari zaman yunani sampai zaman sekarang. Intisarinya bahwa kehidupan sekarang ini atmosfernya atau kurun waktunya memang sudah saatya seperti itu. Perjuangan dalam arti yang lain, kalau ada tesis pasti ada anti tesisnya. Tesisnya “Kalau memang ada yang mudah kenapa harus dipersulit atau kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit” anti tesisnya yaitu “Kalau bisa mengerjakan yang sulit kenapa harus pilih yang mudah”. Dari tesis dan anti tesis yang disebutkan itu secara psikologis kalau dikerjakan, dampaknya adalah dunia akhirat. Dari tesis dan anti tesis tersebut merupakan dua keadaan yang berbeda, keadaan dari sisi pelakunya : 
Tesis(keadaan 1) : pelaku tersebut mempunya sikap malas, mudah menyerah, tidak mau berkembang, nyaman dizona aman, tidak mau bekerja keras , gampang menyerah, masa bodoh, tidak mau melakukan hal-hal yang baru, motivasinya kurang, depensive, tidak cerdas, bodoh. Semiliar pangkat semiliartak mampu kita uraikan tentang keadaan pelaku itu karena itu bersifat duniawi
Anti tesis (keadaan 2): kreatif, cerdas, ingin tahunya tinggi, pekerja keras, ulet, ingin berkembang, banyak motivasi.
Hidup itu adalah interaksi antara keadaan pertama dan keadaan yang kedua. Jika ingin hidup yang lebih baik hijrahlah dari keadaan pertama menuju keadaan yang kedua. Jadi, jika kamu ingin hidupmu lebih baik maka kerjakanlah sesuatu yang sulit ketika kamu mampu untuk melakukan itu.
Pertanyaan kedua datang dari saudara Heru, pertanyaannya yaitu bagaimana pendapat filsafat tentang pendapatnya Steven hawking  yang menyatakan bahwa  tidak ada yang menciptakan alam semesta. Tanggapan Prof Marsigit, pertanyaannya sama saja seperti bagaimana pandangan agama tentang penemuan Charles Darwin bahwa nenek moyang manusia berasal dari kera. Hukum sebab akibat, Bahwa jika setiap hari orang belajar terbang harapannya nanti manusia benar-benar bisa terbang, itu teori pengembanagn potensi diri atau teori perkiraan masa depan. Mengenai teori evolusi bahwa dasarnya menurut filsafat semuanya mengalami perubahan.  Mengidentifikasi  obyek filsafat yang terdiri dari yang ada dan yang mungkin ada, identifikasi sifat-sifatnya, dan salah satu sifatnya yaitu tetap dan berubah, “tetap didalam perubahan dan berubah didalam ketetapannya”.
Didalam filsafat tidak ada yang benar dan yang salah, Yang tepat adalah tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Menurut spiritual agama yang bersifat absolut, Al-qur’an bersifat absolut dan tidak bisa diamandemen seperti halnya UUD 1945, absolut juga bahwa nenek moyang kita adalah Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Orang sah-sah saja membuat teori, tikus terkena radiasi nuklir akan berubah menjadi kelinci atau yang lain. Silahkan anda berpikir tentang itu, belum ada jaminan bahwa engkau akan menemukan tuhan jika engkau  mencari tuhan dengan pikiran. Menurut Imam Gajali jika engkau ingin menemukan tuhannmu jangan engkau pikirkan saja maka kerjakanlah. Ontology gerak, maka beribadahlah, jika tuhan menghendaki maka engkau akan menemukan tuhanmu.
Contoh percakapan Prof Marsigit dengan salah satu Dosen dari salah satu universitas ternama di bagian barat belahan bumi :
Dosen  dari salah satu Universitas ternama : kenapa pak Marsigit mengajar matematika selalu diawali dengan doa, apa hubungannya doa dengan matematika?
Pak Marsigit : apakah anda percaya pada tuhan?
Dosen  dari salah satu Universitas ternama : belum, karena saya belum tahu. Saya akan melakukan kegiatan setelah saya memahami.
Pak Marsigit : apa anda tau akan bertemu saya hari ini?
Dosen  dari salah satu Universitas ternama : Tidak
Pak Marsigit : Karena saya percaya pada tuhan.
Dari percakapan itu terlihat bahwa Ketidak konsistenan dosen tersebut pada pendapat atau pikirannya sendiri, teori tidak cocok dengan praktek. Padahal dia tidak mengetahui akan bertemu dengan pak Marsigit pada hari itu, tetapi kenapa beliau datang pada hari itu padahal beliau belum memahaminya. Untuk mengetahui tuhan tidak cukup dengan pikiran saja tetapi masuklah ke ranah hati.
Dari Wikipedia, “Steven Hawking membandingkan agama dan ilmu pengetahuan pada tahun 2010, menyatakan: Terdapat perbedaan mendasar antara agama, yang berdasarkan pada otoritas, dan ilmu pengetahuan, yang berdasarkan pada observasi dan alasan. Ilmu pengetahuan akan menang karena memang terbukti. Pada September 2010, The Telegraph melaporkan, “Stephen Hawking telah menyatakan bahwa Tuhan bukan pencipta alam semesta”. Hawking menulis dalam bukunya, The Grand Desaign, bahwa “Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta”.”
Pernyataan atau teori ini jika dipikirkan memang benar karena ada bukti ilmu pengetahuan, tetapi itu hanya sebatas alam pikiran belum termasuk ranah hati. Tata surya dikatakan bisa membentuk dirinya sendiri, contoh kecil yang bisa saya bandingkan dari teori ini adalah sebuah laptop, apakah laptop bisa membentuk dirinya sendiri sedangkan laptop adalah sebuah sistem yang sama seperti tata surya yaitu sistem. Terbentuknya suatu aplikasi didalam laptop ini karena manusia yang membuatnya, mustahil laptop bisa merakit dirinya sendiri. Begitupun alam semesta, tidak mungkin alam semesta terjadi dengan sendirinya jika tidak ada yang mengaturnya. Tidak akan pernah ada sesuatu terjadi tanpa adanya subyek yang melakukan. Pada suatu penyusunan kalimat saja, jika tidak ada subyek didalam kalimat maka itu belum dikatakan sebuah kalimat.
Selanjutnya pertanyaan ketiga dari saudara Ricky, menanggapi pertanyaan dan jawaban yang tadi kenapa teori Charles Darwin bisa diterima dan dipublikasikan padahal belum terbukti kebenarannya. Tanggapan Prof Marsigit, sebuah teori bisa dikenal karena :
 1. Ada bukunya sebagai rujukan
2. Dipublikasikan
3. Ada sponsosive (dihidup-hidupkan) dan
4. Ada manfaatnya. 
Contoh : kenapa sepeda motor dibuang ketika seseorang pergi ke Jakarta padahal motor itu bermanfaat untuk ke station atau bandara. Artinya kenapa kita tidak menggunakan teori yang ada untuk menemukan teori yang lain, kita bisa menemukan ilmu yang lain dengan pikiran dan hati kita dari teori itu.
Kalau saya memikirkan teori big bang, orang berpikir liar tanpa batas bahwa alam semesta terjadi begitu saja tanpa ada yang membentuknya. Dari kacamata agama itu merupakan kesombongan yang luar biasa. Kecerdasan ilmu dipakai untuk menyombongkan diri. Sehebat-hebatnyadia manusis berteori dia tetap manusia. Membuka tabir siang tabir malam dieliminasi, agar filsafat tetap dalam koridornya tetapkan hati anda, begitu engkau percaya dan yakini tentang teori itu maka kita akan terjerumus ke ranah itu.
Teori Big Bang yaitu : Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol. Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan “Big Bang”. Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah membentuk galaksi-galaksi. Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah diciptakan dari satu wujud, dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah SWT.
Yang ada dan yang mungkin ada memiliki wadah dan isi, dan isi merupakan wadah yang memiliki isi, begitu seterusnya. Dunia itu berstruktur yaitu wadah dan isi. Wadah dan isi yang banyaknya bermiliaran itu terangkum menjadi satu, yaitu kuasa tuhan.  Orang didunia yang sifatnya plura bersikap tunggal itulah kaum fatal, yang menyerahkan hidupnya 100% kepada takdir. Urusan akhirat fatal urusan dunia vital, berihktiarlah seakan-akan kita masih hidup seribu tahun lagi dan berdoalah seakan-akan kita akan meninggal besok. Aliran monoisme urusan langit atau takdir. Yang tetap didalam pikiran, yang tunggal didalam pikiran, yang lainnya hanya sebagai contoh-contohnya saja.
Pertanyaan selanjutnya dari saudari Ulin berkaitan dengan takdir, salah satu taqdir tuhan yaitu kematian dan cara kematian orang berbeda-beda, ada yang bunuh diri atau dibunuh atau dengan cara lainnya. Pertanyaannya apakah bunuh diri sudah merupakan taqdir tuhan?. Tanggapan prof Marsigit, Jadi cara pandang berdimensi dari sisi filsafat yang namanya takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi, tetapi menurut spiritual yang belum terjadipun merupakan takdir. Sesuatu yang belum terjadi masih bisa di ikhtiarkan atau diusahakan, fatal itu takdirnya vital itu ikhtiarnya. Hidup manusia tidak lepas dari takdir, hidup itu pilihan, yaitu pilihan tuhan.
 Jadi kesimpulan yang bisa diambil dari pertanyaan ini yaitu, takdir manusia memang sudah ditulis di Lauh mahfudzh akan tetapi kegunaan manusia hidup adalah berikhtiar atau berusaha dan berdoa, tidak ada taqdir manusia yang buruk. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri yang merubahnya, jika tidak ada ikhtiar dan do’a didalam hidup, yakinlah bahwa syaitan akan selalu mengganggu ketentraman taqdir manusia sehingga timbullah dosa-dosa manusia karena sebenar-benarnya syaitan hanya ingin merubah taqdir manusia agar sama seperti taqdir mereka.
Pertanyaan selanjutnya dari saudari Azmi, apakah filsafat itu bertentangan dengan motivator. Tanggapan dari Prof Marsigit, Segala sesuatu berpasang-pasangan, setiap yang ada dan yang mungkin ada adalah tesis dan setiap yang ada dan yang mungkin ada  memiliki anti tesis. Motivator itu mengembangkan potensi diri. Bedanya motivator dan filosofer atau adalah kalau motivator merupakan kontrol dan kendali sedangkan filosofer atau psikolog, mereka merefleksikan diri dari pengalaman-pengalaman kemudian baru mereka mampu berjalan menuju ke tahap-tahap yang lebih terperinci.
Pertanyaan saudari Fitri, Bagaimana mensinergikan hati dan pikiran. Tanggapan dari Prof Marsigit, pendapat Immanuel kant, bahwa isi tidak sama dengan wadah, itu yang disebut kontradiksi. Prinsip identitas hanya terjadi didalam pikiran (Plato), dunia anak itu diluar pikiran(Aristoteles). Tidak mungkin, mustahil mensinergiskan hati dan pikiran karena hidup itu kontradiksi. Dengan kontradiksi itulah manusia bisa hidup. Kedudukan kontradiksi itu, semakin rendah posisi semakin tinggi kontradiksinya. Semakin tinggi posisi semakin rendah kontradiksi. Yang mengalami kontradiksi hanya manusia karena manusia ada pada level rendah, dan yang memeiliki kedudukan paling tinggi yaitu Tuhan, Tuhan tidak memiliki kontradiksi. Jangan sampai kontradiksi itu turun kehati, karena yang mampu menghilangkan keraguan pikiran adalah hati dengan meminta pertolongan tuhan.
                Kesimpulan yang bisa saya ambil dari pertemuan ketiga ini adalah, hidup itu adalah kontradiksi, ada tesis pasti ada antitesisnya. Teori-teori manusiapun memiliki kontradiksi, jangan meyakini teori-teori manusia jika ingin filsafatmu masih dalam koridornya, gunakanlah teori itu sebagai jalan untukmu menemukan tesis-tesismu, karena keputusan tertinggi dalam pikiran dan hatimu adalah yang sesuai dengan petunjuk Allah SWT yang terangkum didalam Al-Qur’an. Taqdir Allah memberikan ketidak sempurnaa manusia didalam kesempurnaannya, jika kamu ingin merubah taqdirmu maka berihktiar dan berdo’alah.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar