MATH
EDUCATION PROBLEMS
Tulisan
ini adalah hasil diskusi bersama mahasiswa kelas PMat A PPs UNY 2015 pada mata
kuliah metodologi penelitian yang dibimbing oleh ibu Dr. Heri Retnowati.
Pendidikan adalah kegiatan pembelajaran
pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan biasanya
bisa didapat secara otodidak tetapi umumnya pendidikan didapat dari orang lain.
Setiap
kegiatan dalam kehidupan pasti terdapat masalah-masalah yang dihadapi,
begitupula dengan pendidikan khususnya pendidikan matematika. Pada dasarnya
setiap masalah pasti selalu ada pemecahannya, pemecahan masalah bisa diketahui
jika pelaksana pendidikan melakukan riset atas kegiatan pendidikan.
Ada beberapa masalah pendidikan yang
dialami oleh pelaku pendidikan matematika seperti guru, siswa, kepala sekolah,
dinas pendidikan, dan orang tua yang kami diskusikan pada kegiatan proses belajar metodologi penelitian, yaitu :
1.
Guru
· Kurikulum
yang diatur oleh pemerintah membuat guru kaku dalam mengajar
· Kepribadian/kompetensi
guru yang kurang memadai menyebabkan kurangnya kinerja guru
· Permasalahan
ekonomi yang mengharuskan guru bekerja bukan karena panggilan nurani
menyebabkan guru tidak mampu menyiapkan diri untuk mengajar dengan baik
· Kurang
bervariasi dalam menyiapkan metode pembelajaran
· Kurangnya
motivasi dalam diri guru
· Kurangnya
pelatihan yang diberikan kepada guru
2. Siswa
· Ketertarika
terhadap guru karena dari berbagai aspek seperi, cara mengajar guru atau
karakter guru itu sendiri
· Pembelajaran
yang monoton menyebabkan anak kurang tertarik dengan pelajaran
· Matematika
dianggap sulit karena rumus-rumus yang dianggap banyak
· Siswa
belum memahami materi prasyarat, sehingga sulit untuk memahami materi
berikutnya
· Pemahaman
buku yang kurang karena materi yang terlalu abstrak
· Penerapan
waktu lima hari kerja membuat siswa kurang konsentrasi
· Kemampuan
siswa yang variatif, yang kurang pintar merasa minder yang disebabkan dari
berbagai faktor seperti (orangtua, lingkungan)
· Fasilitas
yang dimiliki siswa kurang sehingga tidak menunjang kegiatan belajar siswa
· Jadwal
belajar khusus MIPA yang sesuai dengan kondisi berpikir siswa
· Perjuangan
yang kurang sehingga menyebabkan rasa malas dan kurang tertarik karena tidak
sesuai dengan cita-cita anak
· Kecemasan
ketika ujian karena kurangnya persiapan atau pemahaman terhadap materi
· Kondisi
tubuh menyebabkan kondisi fisik dan kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti
pelajaran.
· Kecanduan
game, computer atau internet sehingga pendidikan diabaikan
3. Kepala
sekolah
· Kepala
sekolah kurang memonitori kegiatan sekolah disebabkan karena jadwal yang padat
· Pengetahuan
IT yang kurang
· Kurangnya
pelatihan kepemimpinan bagi kepala sekolah
· Niat menjadi
kepala sekolah karena ekonomi dan status sosial, ini hanya berlaku jika dalam
perekrutan kepala sekolah tidak menggunakan prosedur yang ada
· Pengelolaan
dana sekolah kurang optimal
· Manajemen
kepemimpinan kurang memadai
· Sosialisasi
atau hubungan dengan guru-guru kurang sehat
4. Dinas
pendidikan
· Evaluasi
pelatihan yang diselenggarakan dinas tidak merata
· Pelatihan
kurang efektif baik tempat maupun waktu
· Kurang
monitoring, hanya melaksanakan tugas
· Pemerataan
dana pendidikan
· Dana
pemerintah tidak 100% diterima, daya serap 100% tetapi tidak sesuai dengan
alokasinya
· Sistem
Pelayanan administrasi
5. Orang
tua
· Biaya
pendidikan
· Fasilitas
untuk anak kurang memadai
· Wawasan
orang tua yang minim menyebabkan anak kurang mendapat pendidikan melalui
orangtua
· Tuntutan
terhadap anak untuk mengikuti apa yang mereka mau
· Komunkasi
yang tidak lancar karena kesibukan orang tua
· Tidak
ada keteladanan yang ditunjukkan pada anak
· Pola pemilihan
sekolah yang tidak tepat menyebabkan anak kurang bersemangat
· Orang
tua kurang peka terhadap kebutuhan siswa
Selain
masalah yang dialami oleh pelaku pendidikan, ada beberapa faktor masalah lagi
yang kami bahas dalam diskusi ini terkait pendidikan matematika, yaitu:
1. Lingkungan
· Kurangnya
sarana dan prasana
· Suasana
akademis yang tidak memungkinkan untuk belajar
· Suasana
hijau yang kurang
2. Matematika
· Soal
yang diberikan tidak sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari
· Pola
pikir bahwa rumus matematika tidak untuk dihafal tapi untuk dipahami
· Kurangnya
pemahaman ilmu dasar matematika
· Materi
yang diberikan tidak sesuai dengan tingkat penalaran siswa
· Tingkat
kesulitan soal
· Konsep
belum diketahui manfaatnya
· Matematika
simbolik
· Materi
padat, menghafal
Demikian
refleksi hasil diskusi mahasiswa PMat A PPs UNY 2015 pada pertemuan pertama dan
kedua. Semoga kami sebagai calon guru mampu memberikan solusi bagi peningkatan
mutu pendidikan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar